Larangan Impor Pakaian Bekas

Ini Jalur Masuknya Baju Impor Bekas ke Bengkulu yang Banyak Dijual di Pasar Panorama

pedagang thrifting di Bengkulu, mau tidak mau masih menjalankan usahanya. Lantaran, terlanjur memiliki stok barang dagangan.

Penulis: Jiafni Rismawarni | Editor: Hendrik Budiman
Jiafni Rismawarni/TribunBengkulu.com
LARANGAN IMPOR PAKAIAN BEKAS - Suasana di Pasar Panorama Kota Bengkulu, pada Selasa (28/10/2025). Pedagang thrifting di Bengkulu, mau tidak mau masih menjalankan usahanya lantaran, terlanjur memiliki stok barang dagangan. 

Laporan Reporter TribunBengkulu.com, Jiafni Rismawarni 

TRIBUNBENGKULU.COM, BENGKULU - Di tengah mencuatnya larangan impor pakaian bekas yang kembali ditegaskan pemerintah, pedagang thrifting di Bengkulu, mau tidak mau masih menjalankan usahanya lantaran terlanjur memiliki stok barang dagangan. 

Ayu, salah satu pedagang thrifting di Pasar Panorama Kota Bengkulu mengungkapkan, stok dagangannya kini sebagian besar diperoleh lewat pemesanan daring.

Ia memesan pakaian bekas secara online dari luar daerah untuk kemudian disortir dan dijual kembali secara eceran.

"Kita ambilnya online saja, kirim per bal. Jadi bukan jual bal, tapi kita sortir sendiri untuk dijual eceran," kata Ayu, Selasa (28/10/2025).

Sistem perbal menjadi cara umum bagi pedagang thrifting di Bengkulu mendapatkan barang.

Satu bal berisi campuran berbagai jenis pakaian dengan kondisi dan merek berbeda.

Setelah sampai, barang-barang tersebut dipilah sesuai kualitas sebelum dipajang di lapak.

Baca juga: Impor Baju Bekas Dilarang! Pedagang Thrifting di Pasar Panorama Bengkulu Resah

"Disortir dewek (sendiri)  jadi yang masih bagus kita jual. Kalau yang kurang layak biasanya nggak kita keluarin," paparnya.

Harga pakaian bekas yang dijual pun bervariasi, tergantung merek dan kondisi.

Tren thrifting sempat meningkat di kalangan anak muda, beberapa bulan terakhir penjualan menurun karena daya beli masyarakat melemah dan adanya wacana larangan impor pakaian bekas.

"Sekarang pembeli kurang, apalagi dengan isu larangan impor itu. Tapi kami tetap jualan, karena ini sumber penghidupan," keluhnya.

Kelah Pedagang Pasar Panorama 

Larangan impor pakaian bekas yang kembali ditegaskan oleh Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa mulai menimbulkan kekhawatiran di kalangan pelaku usaha thrifting lokal.

Kebijakan tersebut dinilai dapat mengancam kelangsungan bisnis pakaian bekas yang selama ini menjadi sumber penghidupan bagi banyak pedagang di daerah, termasuk di Pasar Panorama Kota Bengkulu.

Iqbal, salah satu penjual pakaian bekas di Pasar Panorama mengaku, pendapatannya kini semakin tidak menentu.

Halaman 1/4
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved