Berita Kepahiang

Penerima Bansos Malu Ditempel Stiker Keluarga Miskin, Kadinsos Kepahiang: Untuk Shock Therapy

Stiker keluarga miskin untuk transparansi, memastikan bahwa hanya keluarga yang benar-benar tidak mampu yang mendapatkan bansos.

Penulis: Romi Juniandra | Editor: Ricky Jenihansen
Romi Juniandra/TribunBengkulu.com
STIKER KELUARGA MISKIN - Warga penerima manfaat bansos di Kepahiang, Provinsi Bengkulu pada Selasa (28/10/2025). Mereka mengaku menerima ditempeli stiker keluarga miskin, meski ada perasaan malu dan sedih. 

"Kami pasang ini buk. Kalau ibuk mundur, kami tidak jadi pasang," ujar Helmi.

Pemilik rumah kemudian memutuskan mundur, dan secara otomatis dikeluarkan dari program bansos.

"Mundur bae (saja) kalau begitu," ujar dia.

Penerima Bansos Malu

Sementara itu, salah satu penerima manfaat di Kelurahan Pensiunan, Sri Mulyati, mengaku tidak masalah jika rumahnya ditempelkan stiker tersebut.

Menurut Sri, dirinya hanya seorang ibu rumah tangga, janda, dan kini hidup bersama seorang anak.

Kebutuhan hidup sehari-hari dipenuhi sang anak, yang bekerja mengelola odong-odong atau wahana permainan anak-anak di Pasar Kepahiang. Penghasilan sang anak tidak menentu, hanya cukup untuk makan sehari-hari.

"Jadi, ibuk tidak masalah. Memang keadaan kita seperti ini. Tidak keberatan," kata Sri kepada TribunBengkulu.com, Selasa (28/10/2025) pukul 13.45 WIB.

Masih di kawasan Kelurahan Pensiunan, warga penerima manfaat lain, Nur Asmara, juga mengaku menerima stiker 'Keluarga Miskin' di dinding rumahnya.

Hanya saja, di dalam hati, Nur mengakui ada perasaan malu dan sedih. Apalagi, dirinya sempat menjadi bahan ejekan oleh beberapa kenalan.

Akan tetapi, karena dirinya janda, dan penghasilannya berasal dari berjualan kecil-kecilan dengan pendapatan tidak menentu, Nur harus menahan rasa malu dan sedih ini.

Ditambah, ada anaknya yang masih sekolah dan membutuhkan biaya besar, sehingga bansos dari pemerintah masih sangat dibutuhkan.

"Banyak kawan-kawan yang mengejek, biarlah. Karena kita memang butuh, memang menerima," ujar Nur.

Berbeda dengan Sri dan Nur, salah satu penerima manfaat lain di Kelurahan Pensiunan mengaku tersinggung dan merasa dipermalukan.

Warga penerima manfaat yang minta namanya tidak disebutkan ini mengatakan bahwa kebijakan penempelan stiker cukup baik untuk menjaga bansos tepat sasaran.

Namun, dia merasa tersinggung dengan tulisan 'Keluarga Miskin' dan stiker besar yang wajib ditempelkan di depan rumah. Dua hal ini menurut dia sangat mempermalukan mereka.

"Kenapa tidak sekalian spanduk besar saja pasang depan rumah, agar semua orang tahu kami orang miskin," kata dia.

Warga ini berharap pemerintah lebih bijak dan membuat cara lain yang lebih efektif menjaga bansos tepat sasaran, namun tetap menjaga harga diri penerima manfaat.

"Misalnya tulisannya diperhalus, dan stikernya tidak perlu sebesar itu," ungkap dia.

Gabung grup Facebook TribunBengkulu.com untuk informasi terkini

Halaman 4/4
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved