Kasus Bullying

Pengakuan MH Korban Bullying di SMPN 19 Tangsel Sebelum Tewas: Dilempar Kursi Besi 

Kasus bullying yang menimpa MH (16) siswa SMPN 19 Tangsel sedang jadi sorotan publik, korban sampai meninggal dunia.

Editor: Rita Lismini
TribunTangerang.com
KASUS BULLYING - Foto makam MH (16) siswa SMPN 19 Tangsel yang di bullying hingga tewas, korban dilempar pakai kursi besi, Senin (17/11/2025). 

Intan menyebut, ia tiba di lokasi sekitar pukul 10 hingga 11 siang untuk mencari keterangan resmi terkait sebuah isu yang tengah diberitakan.

“Sampai sana emang kondisinya enggak ada pengamanan. Saya enggak melihat ada satpam. Bahkan pagar aja itu enggak dikunci,” ujar Intan Afrida Rafni, Serpong, Tangsel, Senin (17/11/2025).

Menurut Intan, saat tiba di sekolah, tidak tampak adanya petugas keamanan yang berjaga. Pagar sekolah juga dalam kondisi tertutup namun tidak dikunci. Ia kemudian masuk untuk menemui rekan sesama jurnalis yang sudah datang lebih dulu.

Intan mengatakan ia dan rekan-rekannya menunggu dengan sopan di area kantin, sembari berupaya menghubungi kepala sekolah. Ia mengaku telah menelepon hingga empat kali, namun tidak mendapat jawaban.

Karena tidak ada respons, Intan kemudian menuju ruang kepala sekolah. Ia mengaku sudah mengetuk pintu terlebih dahulu, namun tidak ada jawaban, sehingga memilih menunggu di depan ruangan.

"Kami tungguin di kantin sambil nelpon kepala sekolah. Saya udah nelpon empat kali, tapi enggak diangkat-angkat, Saya ketuk dulu pintu, tapi enggak ada jawaban, jadi saya tunggu di depan ruang kepala sekolah,” ujarnya.

Beberapa waktu kemudian, seorang pria yang mengaku dari pihak keamanan sekolah, bernama Aldo, datang dan menegur Intan. 

Menurut Intan, teguran tersebut disampaikan dengan cara yang dianggap tidak etis serta menuduh dirinya tidak menghargai pihak keamanan.

"Dia ngomong yang menurut saya kurang etis. Bilang katanya saya enggak menghargai dia,” ujar Intan.

Intan menyebut, sikap tersebut membuatnya merasa tidak nyaman. Meski demikian, ia memutuskan untuk meninggalkan sekolah setelah terjadi adu pendapat singkat.

Ia menegaskan, jika memang ada larangan masuk bagi media, seharusnya informasi itu dapat disampaikan dengan baik tanpa menyinggung soal etika personal.

"Kalau memang dari awal media enggak boleh masuk, ya bilang saja. Enggak usah ngomong masalah etis dan enggak menghargai,” tegasnya

Hingga saat ini, Intan menyatakan belum menerima tanggapan apa pun dari pihak sekolah. Ia mengaku sudah menelepon dan mengirim pesan melalui WhatsApp kepada kepala sekolah untuk meminta klarifikasi, namun belum ada respons.

"Saya sudah nelpon dan mengirim WhatsApp ke kepala sekolah untuk minta klarifikasi soal ini, tapi enggak ada jawaban sama sekali,” ujar Intan.

TribunTangerang.com telah mencoba menghubungi Kepala Sekolah SMPN 19 Tangsel, Frida Tesalonik, namun hingga kini tidak mendapatkan jawaban. (m30)

Artikel ini telah tayang di Tribuntangerang.com

Halaman 4/4
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved