Berita Viral

'Pejabat Kok Bikin Malu' dr Tan Langsung Skakmat Ucapan Cucun Soal MBG Tak Perlu Ahli Gizi

Dokter Tan beri reaksi usai Wakil Ketua DPR RI Cucun Cucun Ahmad Saymsurijal sebut tak perlu ahli gizi dalam program MBG, Selasa (18/11/2025).

|
Editor: Yuni Astuti
Instagram
PERNYATAAN CUCUN VIRAL - Ahli gizi, dokter Tan langsung beri pesan menohok usai Wakil DPR RI Cucun beri pernyataan soal program MBG tak perlu ahli gizi, Selasa (18/11/2025). 
Ringkasan Berita:
  • Pernyataan Wakil Ketua DPR RI Cucun soal tidak perlu ahli gizi dalam program MBG.
 
  • Ahli gizi dr Tan langsung mereposn pernyataan cucun yang tengah viral di media sosial.

 

TRIBUNBENGKULU.COM - Pernyataan Wakil ketua DPR RI Cucun Ahmad Saymsurijal menyebut jika tak perlu ahli gizi dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG).

Pernyataan Cucun inipun viral di media sosial dan menuai sorotan dari berbagai pihak.

Termasuk ahli gizi ternama, dokter Tan Shot Yen.

Mendengar pernyataan yang dilontarkan Cucun dr Tan pun geram dan langsung skak mat pernyataan Cucun.

Hal ini terlihat melalui akun instagram pribadi dokter Tan Shot Yen.

"Semoga pada melek ya sebelum mulut njeplak!! Pejabat kok bikin malu," tulisnya dalamm instastory sembari menunjukkan sebuah berita.

Selain itu, dokter Tan Shot Yen turut memberikan komentar lain dalam sebuah postingan yang menampilkan ucapan Cucun.

"Boleh ga sih ANDA TAHU DIRI, POSISI ANDA SBG LEGISLATIF. ga usah campuri masalah teknis. Biarkan BGN dan Persagi berembuk. Ga usah ikutan nimbrung panggung," jelasnya.

Pernyataan Cucun

Video pernyataan Cucun sendiri diunggah oleh akun TikTok @hudadv pada Minggu (16/11/2025).

Kejadian ini bermula saat seorang peserta dalam acara bertajuk Rapat Konsolidasi SPPG memberikan solusinya terkait kesulitan Badan Gizi Nasional (BGN) untuk mencari ahli gizi.

Peserta itu meminta jika memang nantinya pengawas di SPPG tidak memiliki latar belakang pendidikan gizi, maka ia ingin tidak digunakannya embel-embel orang terpilih tersebut sebagai ahli gizi.

"Jika memang pada akhirnya tetap ingin merekrut dari non gizi, tolong tidak menggunakan embel-embel ahli gizi lagi," ujarnya dikutip pada Senin (17/11/2025).

"Tetapi cukup sebagai posisi pengawas produksi dan kualitas atau QA (quality assurance) atau QC (quality control)," sambungnya.

Berikutnya peserta tersebut memberikan solusi lain, yakni dengan mengatakan BGN bisa menggandeng Persatuan Ahli Gizi Indonesia (Persagi) guna memenuhi kebutuhan ahli gizi di tiap SPPG.

"Nanti mungkin ke depannya, BGN bisa berkolaborasi dengan organisasi profesi Persagi," katanya.

Peserta itu turut mengingatkan jika nantinya BGN merekrut ahli gizi yang tidak berlatar belakang pendidikan gizi, maka makanan yang diberikan kepada penerima manfaat dikhawatirkan tidak sesuai dengan gizi yang dibutuhkan.

Selain Persagi, peserta itu juga menyarankan BGN bisa turut menggandeng organisasi profesi lain yakni Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia (HAKLI).

Saat peserta masih berbicara, Cucun segera memotongnya hingga timbul perdebatan.

Sampai muncul pernyataan dari peserta 'Apakah boleh kasih solusi satu lagi?."

"Itu kan terkait profesi kamu. Cukup ya? Kamu itu (bicaranya) terlalu panjang. Yang lain kasihan," timpal Cucun.

"Boleh satu lagi (memberikan solusi)?" sahut peserta itu lagi.

"Udah, udah cukup," kata Cucun lagi.

Kemudian, peserta tersebut diminta untuk duduk oleh Cucun.

Selanjutnya, Cucun menyebut peserta yang memberikan solusi untuk BGN sebagai sosok arogan.

Cucun mengatakan segala kebijakan termasuk soal perlu atau tidaknya ahli gizi dalam program MBG diputuskan oleh dirinya selaku Wakil Ketua DPR.

"Saya nggak suka anak muda arogan kayak gini. Mentang-mentang kalian sekarang dibutuhkan negara, kalian bicara undang-undang. Pembuat kebijakan itu saya," bebernya.

Cucun lantas menyebut bakal rapat dengan BGN untuk mengubah diksi ahli gizi dalam program MBG.

Cucun juga mengatakan diksi tersebut bakal diganti menjadi 'tenaga yang menangani gizi'.

Dengan perubahan tersebut, Cucun menegaskan BGN tak perlu lagi merekrut ahli gizi untuk program MBG.

"Tidak perlu ahli gizi. Cocok nggak? Nanti saya selesaikan di DPR,"  jelasnya.

Menurutnya ahli gizi nantinya bisa diganti dengan orang yang lulusan SMA dan diberi pelatihan tiga bulan terkait gizi.

Cucun menyebut mereka yang mengikuti pelatihan tersebut akan diberi sertifikat dari Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP).

"Nanti tinggal ibu Kadinkes melatih orang. Bila perlu di sini, di kabupaten itu, punya anak-anak yang fresh graduate, anak-anak SMA cerdas, dilatih sertifikasi, saya siapkan BSNP."

"(Program MBG) tidak perlu kalian (ahli gizi) yang sombong seperti ini," ujarnya.

Baca juga: Dokter Tan Bongkar Fakta Soal Program MBG Lucu Ahli Gizi Gak Ngerti HACCP

Cucun minta maaf 

Cucun kemudian menyampaikan permohonan maaf dan mengklarifikasi maksud ucapannya melalui unggahan di Instagram @Cucun_Center. 

Ia menegaskan tidak pernah bermaksud menyinggung profesi ahli gizi. “Saya menyampaikan permohonan maaf apabila dinamika pembahasan di dalam ruangan terkait tuntutan aspirasi sempat menjadi konsumsi publik dan dianggap menyinggung profesi ahli gizi,” kata Cucun, Senin (17/11/2025). 

Menurut dia, pernyataannya saat itu bertujuan meluruskan usulan yang muncul dalam forum konsolidasi SPPG MBG se-Kabupaten Bandung. 

Terutama terkait ide mengganti istilah “ahli gizi” di dalam proses rekrutmen petugas MBG.

“Sejak awal, tujuan saya adalah meluruskan bahwa apabila terjadi perubahan diksi terdapat kekhawatiran bahwa kualitas makanan bergizi, termasuk aspek pengawasannya, menjadi tidak dapat dipastikan,” ujar dia. 

Menurutnya, menghilangkan nomenklatur profesi justru berbahaya karena memungkinkan masuknya tenaga tanpa kompetensi gizi ke ruang kerja ahli gizi. 

“Oleh karena itu, penegasan nomenklatur profesi menjadi penting untuk menjaga kepastian peran serta kualitas layanan gizi dan pangan bergizi,” ujar dia.

Cucun mengklaim bahwa DPR tetap memperhatikan seluruh aspirasi publik. 

“Setiap aspirasi yang disampaikan sangat berarti bagi penguatan program Presiden RI Prabowo yang begitu luar biasa dalam mempersiapkan masa depan dan kualitas generasi penerus bangsa,” ucapnya. 

Usai pertemuan tertutup dengan perwakilan Badan Gizi Nasional (BGN) dan Persatuan Ahli Gizi Indonesia (Persagi), Cucun menegaskan polemik ini berawal dari pembahasan soal kelangkaan tenaga ahli gizi di Komisi IX DPR RI. 

“Saya sudah sampaikan di media sosial saya. Bahkan, semalam kita diskusi sama Ketua Persagi. Pemikiran-pemikiran beliau luar biasa tadi dibahas di sini. Tadi juga di awal pertemuan sudah kita sampaikan,” ujarnya.

Ia menjelaskan bahwa usulan perubahan istilah semula muncul ketika DPR dan pemerintah mencari solusi atas kurangnya tenaga ahli tertentu. 

“Teman-teman ahli gizi ini sudah tahu di bawah. Menyampaikan usulan, ada kalimatnya enggak sedikit, jangan pakai embel-embel apa? Ahli gizi, kalau memang mau diganti,” kata Cucun. 

Respons Cucun dalam forum itu, kata dia, justru merupakan peringatan agar nomenklatur profesi tidak hilang.

“Kalau mau diganti, jangan pakai embel-embel ahli gizi. Kita respons, kita akan bawa, kalau memang misalkan seperti ini, nanti justru profesinya yang akan tereliminir sama yang profesi-profesi lain,” katanya.

Sosok dr Tan

Dokter Tan menempuh pendidikan kedokteran di Universitas Tarumanegara pada 1983. 

Seusai lulus, ia melanjutkan karier profesional di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) dan meraih gelar Magister Humaniora pada 2014.

Lalu ia mendapat gelar S2 bidang instructional physiotherapy di Perth, Australia.

Perempuan kelahiran Beijing, Tiongkok, 17 September 1964 itu adalah ahli gizi yang sering menjadi pembicara dalam berbagai acara seminar dan penyuluhan.

Ia memberikan edukasi ke masyarakat mengenai kesehatan, gizi makanan hingga tumbuh kembang anak.

Melalui Instagram dan media sosial lainnya, Tan Shot Yen juga rajin mengunggah berbagai konten informasi di bidangnya.

 

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved