Berita Seluma

Bupati Seluma Bantu Pemulangan Jenazah Adelia Mesyah, TKW Meninggal di Jepang

Bupati Seluma Teddy Rahman berbelasungkawa atas meninggalnya Adellia Mesya (23), TKW asal Seluma meninggal di Jepang, Jumat 7 November 2025.

|
Penulis: Yayan Hartono | Editor: Yunike Karolina
Yayan Hartono/TribunBengkulu.com
TKW MENINGGAL: Plt Kadisnakertrans Seluma, Ikhsan Sahudi saat mengunjungi rumah orang tua Adellia Mesya (23) di Desa Kampai, kemarin 8 November 2025. Pemkab Seluma memastikan akan membantu pemulangan jenazah Adelia, TKW meninggal di Jepang. 

Adellia Meysa (23 th) dikabarkan meninggal dunia setelah dirawat selama 7 hari di Rumah Sakit Seinan Medical Center Hospital, Ibaraki akibat sakit Meningitis Tuberkulosis (TB) atau Peradangan pada selaput otak dan saraf tulang belakang yang disebabkan oleh infeksi bakteri mycobacterium.

Sejak dirawat pada Jumat (31/10/2025) gadis kelahiran 4 Mei 2002 ini kondisinya naik turun. Sempat tak sadarkan diri beberapa hari diruang ICU kemudian kondisinya mulai membaik dan dirawat dikamar perawatan.

Hingga pada akhirnya Jumat, 7 November 2025 pukul. 12.35 JST (Pkl.10.35 WIB) Adellia kembali drop dan akhirnya dinyatakan meninggal dunia pada Pukul 14.45 Japan Service Time (JST) atau Pukul 12.45 WIB.

"Kami segenap Keluarga Besar Ikatan Keluarga Bengkulu di Jepang (IKBJ) turut berdukacita yang sedalam-dalamnya atas berpulangnya Almarhumah, kita merasa sangat prihatin dengan adanya kabar duka ini," ujar Ketua IKBJ, Andri Santoso dikutip dari rilis yang dikirim ke TribunBengkulu.com

"Kami juga sudah berkoordinasi dengan keluarga besar Almarhumah di Bengkulu untuk mengetahui bagaimana langkah-langkah selanjutnya. Dan dari pihak keluarga mengabarkan bahwa jenazah akan dipulangkan ke Indonesia dan dikebumikan di kampung halamannya Desa Kampai, Kecamatan Talo, Kabupaten Seluma Provinsi Bengkulu," sambungnya.

Saat ini jenazah sudah dibawa dari Ibaraki ke persemayaman di Tokyo atas bantuan KBRI Tokyo. Kemudian dalam proses penyiapan dokumen dan administrasi serta persiapan lainnya yang terkait pemulangan jenazah ke Indonesia.

"Setelah kita pelajari terkait riwayat Almarhumah Adellia ini bisa sampai di Jepang kenapa dia bisa sampai berstatus Overstay (Ilegal) ternyata ada hal yang membuat kita sedih dan merasa pemerintah harus hadir untuk mengusut hal ini,".

"Almarhumah ini ternyata merupakan salah satu korban yang diduga korban Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) atau Human Trafficking  dari salah satu LPK Bahasa Jepang di daerah Kabupaten Garut Provinsi Jawa Barat yang terjadi sekitar 3 tahun lalu,".

Mereka diiming-imingi bekerja ke Jepang namun tidak melalui proses dan prosedur yang benar.

7 bulan lamanya mereka belajar bahasa Jepang di lembaga tersebut, kemudian mereka ditawarkan menggunakan Visa Tanki Taizai yakni Visa Kunjungan 3 bulan atau Temporary Visitor.

Dan oleh oknum lembaga tersebut mereka diiming-imingi setelah sampai di Jepang akan dicarikan pekerjaan dan diganti visanya dengan visa kerja resmi. 

Akan tetapi pada kenyataannya, setelah mereka sampai di Jepang hal tersebut tidak bisa dilakukan hingga masa visa kunjungan mereka habis.

Sementara mereka sudah membayar hingga 70 jt-an untuk berangkat ke Jepang. Belum lagi ditambah biaya belajar dan kehidupan mereka belajar di sana.

Karena sudah terlanjur berada di Jepang dan sudah mengeluarkan banyak uang yang mana uang tersebut bukan didapat dari cara yang mudah karena ada yang berutang, ada pula yang menjual rumah, tanah atau aset orang tua, maka mau tidak mau mereka terpaksa mencari cara untuk bertahan hidup dan bekerja dengan segala konsekuensinya.

"Hingga akhirnya salah satu korban yang bernama Adellia Meysa ini  mengalami sakit dan dirawat di Rumah Sakit Jepang tanpa ada jaminan asuransi. Setelah berjuang melawan sakit, pada akhirnya Jumat, 7 November 2025, Adellia ini menghembuskan nafas terakhirnya," ujar Andri.

Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved