Berita Kepahiang

Cerita Pemilik Anak Kambing Berlafaz Allah di Kepahiang Bengkulu, Diberi Nama Putri Hidayah

Anak kambing berbulu cokelat putih ini berbeda dengan yang lain karena memiliki corak bulu berwarna cokelat terlihat menyerupai tulisan lafaz Allah.

Panji Destama/TribunBengkulu.com
Khaidir (54) bersama dengan anaknya saat menggendong anak kambing dengan corak bulu menyerupai lafaz Allah, Senin (26/6/2023). 

Laporan Reporter TribunBengkulu.com, Panji Destama

TRIBUNBENGKULU.COM, KEPAHIANG - Seekor anak kambing yang baru lahir di Kabupaten Kepahiang Provinsi Bengkulu milik Khaidir (54) peternak Desa Weskust mencuri perhatian warga. 

Anak kambing berbulu cokelat putih ini berbeda dengan yang lain karena memiliki corak bulu berwarna cokelat terlihat menyerupai tulisan lafaz Allah.

Kambing berlafaz Allah ini berjenis kelamin betina dan sepintas tidak ada yang berbeda dari penampilan kambing pada umumnya. 

Pemilik Khaidir menceritakan detik-detik kelahiran anak kambing dengan corak lafaz Allah ini.

Anak kambing itu lahir pada 23 Juni 2023, selepas dari salat Jumat. Saat itu Khaidir sendiri yang membantu persalinan induk kambing. 

"Kambing (dengan corak Lafaz Allah, red) anak bungsu dari induknya, karena ada dua kambing lainnya yang lahir. Kambingnya saya beri nama Putri Hidayah," ungkap Khaidir saat diwawancarai TribunBengkulu.com, Senin (26/6/2023). 

Umur anak kambing berlafaz Allah ini baru berumur 3 hari, dan masih diberikan susu oleh induknya. Induknya juga baru pertama kali melahirkan. 

Dibandingkan dengan kambing lain, induk kambing ini melahirkan 3 orang anak kambing, termasuk kambing yang bermotif lafaz Allah tersebut. 

"Untuk induk kambing lainnya hanya 2 ekor anak kambing saja," kata Khaidir. 

Selama 3 hari ini, tak ada perlakukan khusus untuk kambingnya, masih diletakan di dalam kandang bersama dengan kambing lainnya. 

"Lihat keadaan apakah dijual atau tidak, yang jelas dirawat dulu kambingnya. Semoga kambingnya membawa berkah," harap Khaidir. 

Induk kambing ini sempat mau dijual oleh Khaidir untuk keperluan berobat sang istri. Terlebih lagi keluarganya sedang terbentur masalah ekonomi.

"Sudah dua kali mau saya jual murah induknya, namun dapat bantuan untuk istri berobat di Bengkulu, istri saya sakit sejak tahun 2020 sampai sekarang," tuturnya. 

Khaidir sudah menjalani usaha ternak kambing sejak tahun 1993 atau sekitar 30 tahun lalu.

Namun ia sempat berhenti dari usaha ternak di tahun 2010 karena sedang membutuhkan uang untuk mencukupi kebutuhan ekonomi keluarga sehingga ia terpaksa menjual murah semua kambingnya. 

"Kalau untuk dijual kambingnya (anak kambing berlafaz Allah, red) belum kepikiran," jelasnya. 

Baca juga: Jelang Idul Adha, Warga dan PNS Berbondong-bondong Datang ke Pasar Murah Kepahiang

 

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved