Kelangkaan Elpiji di Bengkulu

Harga Elpiji 3 Kg di Rejang Lebong Rp 30 Ribu per Tabung, Disperindag Ingatkan Jangan Beli di Warung

Kelangkaan elpiji atau LPG 3 Kg juga dikeluhkan warga Kabupaten Rejang Lebong Provinsi Bengkulu.

Editor: Yunike Karolina
M. Rizki Wahyudi/TribunBengkulu.com
Salah satu pangkalan gas elpiji yang ada di Kota Curup. Sejumlah daerah di Provinsi Bengkulu mengalami kelangkaan elpiji subsidi 3 Kg, termasuk warga di Kabupaten Rejang Lebong mengeluhkan pernah beli gas dengan harga Rp 30 ribu akibat kelangkaan ini. 

Laporan Reporter TribunBengkulu.com, M. Rizki Wahyudi 

TRIBUNBENGKULU.COM, REJANG LEBONG - Kelangkaan elpiji atau LPG 3 Kg juga dikeluhkan warga Kabupaten Rejang Lebong Provinsi Bengkulu.

Keluhan itu bisa ditemukan diberbagai macam komentar sosial media yang ada.

Bahkan di Rejang Lebong sendiri, sejak hari Senin (24/7/2023) kemarin, gas elpiji 3 Kg atau juga sering disebut gas melon sangat sulit dicari.

Seperti disampaikan, Tesa Ayu (32) yang mengaku kesulitan mendapatkan gas melon di pangkalan bahkan di warung pengecer.

Jika sudah dapat di warung pengecer terkadang harga gas tersebut jauh melebihi HET. Meskipun begitu, dia terpaksa membelinya karena kebutuhan gas sangat penting.

Tesya pernah membeli gas melon dengan harga Rp 30 ribu per tabung.

"Kadang kalau dapat, harganya cukup tinggi melebihi HET, tapi kita tidak terlalu masalah sama harganya yang penting gas dapat. Kita berharap pemerintah bisa mengatasinya," kata Tesa.

Terpisah, salah satu pemilik pangkalan gas elpiji di Rejang Lebong Feri Susanto mengatakan, memang dari agen ada kekosongan stok pada hari libur. Hari libur yang dimaksud yaitu tanggal merah pada hari besar dikalender maupun hari minggu.

Kekosongan itu terjadi semenjak adanya SE Gubernur Bengkulu yang berlaku pada 1 Juni 2023 lalu.

Oleh karena itu, ia berharap agar regulasi gas bisa kembali seperti semula agar ketersediaan gas baik di agen maupun pangkalan bisa terus terjaga.

Baca juga: Pengakuan IRT Pengedar Narkoba di Rejang Lebong, Jual Narkoba karena Ekonomi, Remaja Jadi Pelanggan

"Kelangkaan itu tidak ada, memang stoknya masuk itu tidak pada hari libur. Hari libur di agen tidak ada gas yang masuk," ujar Feri. 

Sementara itu, Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Perindagkop-UKM) Rejang Lebong Dra Upik Zumratul Aini mengatakan, kelangkaan gas melon tidak hanya terjadi di Rejang Lebong saja melainkan terjadi kelangkaan se-Indonesia.

Ia mengaku beberapa hari terakhir ini terus melakukan pemantauan ke agen dan pangkalan. Yang mana memang ketersediaan gas melon masuk ke agen atau pangkalan tidak ada pada hari libur. 

"Bukan hanya kita saja, tapi kelangkaan ini se-Indonesia, kalau kita gas itu koutanya aman, tapi memang kalau hari libur stoknya tidak masuk, masuknya ini sehari setelah hari libur," jelas Upik.

Upik menambahkan, pihaknya tidak memperkenan masyarakat untuk membeli gas di warung eceran. Mengingat harga gas di warung eceran terkadang sangat tinggi.

Meskipun demikian, ia tidak bisa melakukan sanksi atau apapun karena tidak termasuk di dalam kewenangannya.

Oleh karena itu, pihaknya meminta masyarakat untuk membeli gas melon di agen atau pangkalan.

Adapun HET gas melon dari agen ke pangkalan untuk di wilayah Curup dan sekitarnya sebesar Rp 17 ribu per tabung.

Kemudian untuk HET di wilayah Lembak dari agen ke pangkalan sebesar Rp 18 ribu. Sedangkan untuk HET gas melon dari pangkalan ke masyarakat, di wilayah Curup dan sekitarnya sebesar Rp 20 ribu per tabung dan di wilayah Lembak sebesar Rp 21 ribu per tabung.

"Kalau dipangkalan ada yang bermain harga bisa kita berikan sanksi, sanksinya berupa pencabutan izin, kalau di warung eceran kita tidak ada kewenangan," ungkap Upik.

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved