Sumur Warga Kepahiang Tercemar BBM

8 Sampel Air di Kepahiang Dicek, Pertamina Dukung Pihak Berwenang Tindak Lanjuti Aduan Masyarakat

Pertamina telah bekerjasama dengan pihak-pihak terkait serta telah mengambil sebanyak 8 sampel disekitar lembaga penyalur BBM

Penulis: Jiafni Rismawarni | Editor: Yunike Karolina
Ho Pertamina
Pertamina telah bekerjasama dengan pihak-pihak terkait serta telah mengambil sebanyak 8 sampel disekitar lembaga penyalur BBM di SPBU 24.391.12. 

Ditanya terkait persentase kandungan BBM yang diduga mencemari air sumur warga Kelurahan Pasar Kepahiang, pihak DLH belum bisa memberikan penjelasan lebih lanjut, karena masih di laboratorium. 

"Kalau persentase kami belum tahu, karena masih ada pemeriksaan dari laboratorium dulu. Saat ini masih dilakukan pemeriksaan untuk sampelnya," kata Swifanedi. 

Sebagai upaya tindak lanjut dari pencemaran lingkungan yang diduga berasal dari SPBU ini, DLH Kepahiang berencana akan membuat analisa staf dan akan mengirimkan surat ke pihak pengelolaan SPBU, ESDM Provinsi Bengkulu dan pihak Pertamina Bengkulu

"Nanti kita lihat hasil pemeriksaan keseluruhan. Jika pencemaran lingkungan sudah melebihi ambang aman manusia, pasti ada upaya tegas yang akan kita berikan kepada pengelolaan SPBU yang diduga aktivitasnya mencemari lingkungan," ujar Swifanedi.

Keluhkan Sumur Tercemar

Warga RT 6 RW 2 Kelurahan Pasar Kepahiang Kabupaten Kepahiang Provinsi Bengkulu mengeluhkan air sumur yang diduga tercemar Bahan Bakar Minyak (BBM). 

Rumah warga ini sendiri berdekatan dengan SPBU yang berada di Kelurahan Pasar Kepahiang. Hanya dipisahkan oleh jalan raya, yang luasnya sekitar 10 meter.

Samaun (60) mengatakan sumur miliknya ini sudah tak bisa digunakan sejak 10 tahun terakhir. 

"Tidak bisa digunakan lagi, karena airnya sudah bau bensin, kalau airnya dibakar hidup," ungkap Samaun saat diwawancarai oleh TribunBengkulu.com, Selasa (5/4/2023). 

Lanjut Samaun, air dari dalam sumurnya ini tampak berwarna kehitaman biru sehingga untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari ia dan keluarganya terpaksa membuat sumur bor yang baru.

"Terpaksa buat sumur bor, sumur yang lama sudah nggak digunakan lagi, karena takut mengkonsumsinya," tutur Samaun.

Air yang berasal dari sumur milik Samaun ini, bisa terbakar dengan mudah, saat dipicu dengan korek api. 

Tak hanya air sumur rumah Samaun yang mengalami pencemaran air di lingkungannya, namun rumah Sela (36) yang juga merupakan warga Kelurahan pasar Kepahiang ikut terdampak. 

Bahkan Sela harus menggunakan air galon untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. 

"Pakai air galon, 5 sampai 6 galon sehari, karena takut kenapa-kenapa kalau digunakan untuk kebutuhan sehari-hari," kata Sela. 

Selain di rumah warga, saluran air yang diduga tercemar ini, juga berdampak ke Masjid Jamik di Kelurahan Pasar Kepahiang. 

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved