Gembong Narkoba Fredy Pratama

Eks Kasat Narkoba AKP Andri Gustami Terima Uang Rp 1,3 M, Selundupkan Narkoba di Pelabuhan Bakauheni

Eks Kasat Narkoba AKP Andri Gustami Terima Uang Rp 1,3 M, Selundupkan Narkoba di Pelabuhan Bakauheni

Editor: Hendrik Budiman
HO TribunBengkulu.com/Istimewa/Kolase
Kolase AKP Andri Saat Jalani Sidang Etik. Eks Kasat Narkoba AKP Andri Gustami Terima Uang Rp 1,3 M, Selundupkan Narkoba di Pelabuhan Bakauheni 

C. HARTA BERGERAK LAINNYA Rp 0

D. SURAT BERHARGA Rp 0

E. KAS DAN SETARA KAS Rp 12.500.000

F. HARTA LAINNYA Rp 0

Sub Total Rp 967.500.000

HUTANG Rp 0

TOTAL HARTA KEKAYAAN Rp 967.500.000

Tampang AKP Andri Gustami

Tampang AKP Andri Gustami Disebut sebagai Kurir Spesial dalam Sindikat Narkoba Fredy Pratama.

Sindikat narkoba Jaringan Internasional yang bermuara pada Fredy Pratama berhasil dibongkar oleh jajaran Direktorat Tindak Pidana Narkoba (Dittipidnarkoba) Bareskrim Polri.

Dari sekitar 408 laporan yang masuk pada periode 2020-2023, polisi menetapkan total 884 tersangka yang terafiliasi dengan sindikat narkoba Fredy Pratama.

Salah satu tersangka yang belakangan menjadi sorotan publik adalah seorang mantan polisi, AKP Andri Gustami.

Ia menjadi satu dari 39 tersangka yang ditangkap oleh Bareskrim Polri beberapa hari yang lalu.

Nama mantan Kasat Narkoba Polres Lampung Selatan tersebut diduga memiliki peran penting dalam jaringan gembong narkoba Internasional Fredy Pratama, yaitu sebagai kurir.

"Benar, dia (Andri Gustami) masuk dalam jaringan tersebut," ujar Ditresnarkoba Polda Lampung, Kombes Erlin Tangjaya, Rabu (12/9/2023.

Red Notice Fredy Pratama Baru Terbit Juni

Alasan Polisi menerbitkan Red Notice gembong narkoba Fredy Pratama baru terbit Juni 2023, padahal buron sejak 9 tahun lalu.

Red notice tersebut ternyata baru diterbitkan Polri setelah sembilan tahun lamanya Fredy menjadi buron atau masuk daftar pencarian orang (DPO) sejak 2014.

Polri pun didesak untuk memberikan penjelasan atas lambatnya pengejaran terhadap sosok yang mempunyai nama samaran "Casanova" hingga "The Secret" itu.

Kendati sudah buron sejak 2014, red notice Fredy baru diterbitkan ketika sindikat narkobanya terungkap pada Mei 2023.

"Kan sekarang baru kebongkar sindikatnya semua. Sindikatnya terbongkar dari mulai Mei kemarin terbongkar semua, makanya terbitlah red notice oleh Hubinter udah keluar," kata Direktur Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri Brigjen Mukti Juharsa saat dikonfirmasi, Kamis (14/9/2023).

Dalam pelariannya, Fredy sempat terdeteksi di Thailand.

Saat ini, Polri masih terus berkoordinasi dengan kepolisian Thailand untuk menangkap Fredy.

"Gimana pun dia sudah dibuat red notice, dia sudah enggak bisa ke mana juga sebenernya kecuali dia pakai pemalsuan identitas. Tapi kita lacak juga dia ke mana," kata Mukti.

Selain Fredy, dua kaki tangannya yang merupakan pasangan suami istri, FA dan PN juga masih buron. Keduanya diduga tengah berada di luar negeri.

Mukti menuturkan FA dan PN berperan mengurus keuangan dalam bisnis haram yang dikendalikan Fredy.

"Ini adalah sebagai orang-orang keuangannya. Kaki tangannya dong," ungkap Mukti.

Adapun terungkapnya sosok Fredy bermula ketika aparat keamanan menerima 408 laporan kasus narkoba sepanjang 2020 hingga 2023. Dari ratusan laporan itu, seluruhnya berkaitan dengan jaringan Fredy.

Dalam praktiknya, jaringan Fredy ternyata tidak hanya beroperasi di Tanah Air, tetapi juga melebarkan pangsanya hingga ke Malaysia bagian timur.

Sejauh ini Polri telah menetapkan 39 tersangka jaringan Fredy, termasuk seorang selebgram wanita asal Palembang, Sumatera Selatan, APS.

Polri juga telah menyita aset milik Fredy senilai Rp 10,5 triliun.

Tampang Ferdy Pratama

Direktorat Tindak Pidana Narkoba (Dittipidnarkoba) Bareskrim Polri berhasil mengungkap jaringan Internasional Ferdy Pratama sebagai sindikat narkoba terbesar di Indonesia.

Tindakan itu berhasil dilakukan karena adanya kerja sama dari berbagai pihak yakni, sejumlah Kementerian, Kepolisian Daerah, Malaysia hingga Thailand.

Hal ini diungkapkan langsung oleh Kepala Bareskrim Polri Komjen Pol. Wahyu Widada saat berada di lapangan Bhayangkara.

"Setelah ditelusuri lebih lanjut, diketahui bahwa sindikat Fredy pratama ini adalah sindikat narkoba yang cukup besar, mungkin terbesar," ungkap Wahyu Widada, yang dikutip dari Kompas.com, Rabu (13/09/2023).

Namun, hingga saat ini Fredy Pratama Wahyu masih berstatus DPO.

Dalam melancarkan aksinya, Fredy Pratama memiliki sejumlah nama samaran yakni Maming, The Secret, Casanova, Airbag, dan Mojopahit.

Diketahui, Fredy mengedarkan sabu dan ekstasi di Indonesia dan Indonesia dan Malaysia bagian timur.

Komjen Pol. Wahyu mengungkapkan Fredy menjadi bandar besar sekaligus pengendali utama atau master mind.

Tak hanya sampai disitu, Fredy juga pernah melancarkna aksinya dari Thailand.

“Yang bersangkutan ini mengendalikan peredaran narkoba di Indonesia dari Thailand," ujar Wahyu

Ia juga menyebutka, bahwa Fredy bekerja secara rapi dan terstruktur hingga sulit untuk diketahui.

Sosok AG, Oknum Polisi Lampung Diduga Terlibat Jaringan Narkoba

Sosok AG Perwira Polisi berpangkat Ajun Komisaris Polisi (AKP) diduga terlibat jaringan narkoba Internasional Kadafi alias David suami Selebgram Adelia Putri Salma.

Diketahui, sebelumnya AG pernah menjabat sebagai Kepala Satresnarkoba di Polres Lampung Selatan.

AG diduga berperan sebagai kurir yang berada di bawah kendali Kadafi.

AKBP Doffie Fahlevi Sanjaya selaku Wakil Direktur Direktorat Reserse Narkoba (Ditresnarkoba) Polda Lampung mengatakan, polisi berpangkat Ajun Komisaris Polisi (AKP) itu termasuk dalam 26 orang tersangka jaringan Freddy Pratama.

"Iya, ada (AG) di dalam 26 total tersangka yang diungkap sejak 2021," kata Doffie di Mapolda Lampung, Selasa (12/9/2023), dikutip dari TribunMedan.com, Rabu (13/09/2023).

Dari 26 tersangka tersebut merupakan 22 orang kurir dengan inisial FR (30), AA (34), MAR (28), KI (39), TS (31), YP (47), DS (34), AC (32), MF (35), AN (24) dan RL (35).

Lalu, AG (33), AT (29), WW (31), MRN (32), KU (22), RF (29), AQ (20), AM (32), LG (32), US (20), SB (22).

AKBP Doffie Fahlevi juga mengungkapkan, KD, HY, dan MN memang telah memegang kendali dari dalam lapas.

"Dari tahun 2019 yang kita ungkap, dan mereka, KD (Kadafi), HY dan MN sudah mengendalikan dari dalam lapas. Kurir-kurirnya yang kita tangkap itu menyebut nama mereka," imbuhnya

Sementara itu empat orang lainnya yakni, HY, KD (Kadafi) dan MN yang menjadi pengendali dan pengedar, serta APS yang menjadi pengelola aset dari Kadafi.

Kemudian, Direktur Ditresnarkoba Polda Lampung Komisaris Besar (Kombes) Erlin Tangjaya mempertegas pernyataan bahwa perwira AKP AG juga terlibat dalam jaringan narkoba tersebut.

"Benar, dia (AG) masuk. Perannya jadi kurir spesial," kata Erlin, yang dikutip TribunBengkulu.com, Rabu (13/09/2023).

Ia mengaku masih mendalami peran dan kedudukan AG dalam jaringan ini, sehingga belum bisa memberikan keterangan lebih detail.

"Nanti soal itu kita informasikan kembali," ujar Erlin

Peran Selebgram Cantik Adelia Putri

Terungkap peran Selebgram cantik asal Palembang Adelia Putri Salma (APS)dijuluki ratu rarkoba jaringan internasional Fredy Pratama yang dikendalikan dari Thailand.

Kapolda Lampung Irjen Pol. Helmy Santika menjelaskan, APS diketahui terlibat jaringan narkoba dan TPPU Fredy Pratama. Hal itu berawal dari pemeriksaan suaminya K.

Penyidik memeriksa K yang merupakan tahanan kasus narkoba di Nusakambangan untuk melakukan pengembangan.

“Dibawa ke Lampung terus mengaku tersangka APS menikmati hasil penjualan,” jelas Helmy Santika dalam konferensi pers di Mabes Polri, dikutip dari Breaking News Kompas TV, Selasa (12/9/2023).

Helmy menyebut bahwa selebgram APS memang dikenal sebagai Ratu Narkoba.

Penyidik pun menyita 13 mobil mewah, perhiasan, barang branded, satu Alfamart, dan empat rumah dari tersangka APS.

“Kami tidak berhenti, jadi kalau ternyata ditemukan ada hal lainnya, Insya Allah akan kami tindak lanjuti,” ungkap Kapolda.

Diberitakan sebelumnya, APS ditangkap saat berada di salah satu salon kecantikan di Jalan Basuki Rahmat, Kota Palembang, Sumatera Selatan, Sabtu (26/8/2023).

APS merupakan istri dari, David, yang pernah ditangkap oleh BNNP bersama empat orang pada 2017 lalu.

Setelah ditelusuri, APS termasuk salah satu tersangka jaringan Fredy Pratama.

Adapun Fredy Pratama saat ini masih masuk Daftar Pencarian Orang (DPO).

Fredy tidak hanya disangkakan pasal peredaran narkoba, tetapi juga tindak pidana pencucian uang (TPPU).

Sebagian artikel Telah tayang di Kompas.com

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved