Kecelakaan Maut di Subang

7 Fakta Baru Kecelakaan Maut Bus di Subang, Angkut Rombongan SMK, Tak Ada Izin Hingga Sempat Mogok

Diketahui, bus Trans Putera Fajar dengan nomor polisi AD 7524 OG mengalami kecelakaan saat mengangkut rombongan siswa SMK Lingga Kencana, Depok.

Editor: Hendrik Budiman
Tribun Jabar/Gani Kurniawan
Kondisi bus Putera Fajar yang mengalami kecelakaan di Ciater, Subang, Sabtu (11/5/2024) malam. Kecelakaan rombongan SMK Lingga Kencana Depok itu membuat 11 orang meninggal dunia. 

6. Tabrak Mobil dan Motor

Sandi Aristanzah (36) saksi matamengaku melihat bus sempat oleng ke kiri jalan, sebelum akhirnya menabrak mobil dan sepeda motor.

"Itu kejadiannya cepat banget, untung jalannya tidak terlalu ramai," ujar Sandi.

Menurutnya, bus yang melaju tak terkendali itu baru bisa berhenti setelah terguling menabrak tiang listrik dan tunggul pohon, tepat di samping warungnya.

"Bus itu baru berhenti setelah nabrak tiang listrik dan tunggul pohon besar itu. Pas sudah di bawah, warga kemudian bantu evakuasi," katanya.

Kecelakaan maut yang terjadi di Jalan Raya Ciater, Subang itu terjadi pada Sabtu malam sekitar pukul 18.30 WIB, melibatkan lima kendaraan satu bus pariwisata, satu mobil Feroza dan tiga sepeda motor.

Korban yang terlibat kecelakaan itu totalnya mencapai 64 korban, terdiri dari 11 yang meninggal dunia, 13 luka berat, dan 40 luka ringan.

7. Bus Nyalakan Lampu Hazard atau Tanda Darurat

Suara benturan keras dari arah jalan mengagetkan Jeni (36). Pandangannya langsung beralih ke arah datangnya suara.

Saat itu, dia melihat bus menyalakan lampu hazard atau tanda darurat.

Menyadari sesuatu yang membahayakan, Jeni pun langsung menjauh.

Pemilik warung itu melihat jelas detik-detik saat bus pariwisata Putera Fajar dengan nomor polisi AD 7524 DG hilang kendali hingga tersungkur di bahu jalan dekat warungnya.

"Terlihat bus itu lampunya mati, saya lihat oleng ke kiri, posisinya dari Bandung ke bawah (Subang). Bus kelihatannya lumayan kencang, kemudian pas oleng itu menabrak mobil Daihatsu Feroza yang datang dari arah berlawanan," ujar Jeni saat ditemui di Jalan Raya Ciater, Subang, Sabtu (11/5/2024).

Selama tinggal di Jalan Raya Ciater Subang, Jeni mengaku, insiden kemarin menjadi kecelakaan paling parah yang pernah terjadi.

"Sebelumnya paling kalau ada juga cuma motor. Itu juga tidak parah banget, tidak banyak korban," katanya.

Sebagian Artikel Ini Telah tayang di TribunNews.com dan Kompas.com

Halaman 4/4
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved