Berita Rejang Lebong

Trend Kasus DBD di Rejang Lebong Sejak Awal 2024, Naik-Turun, Tercatat Sudah 237 Kasus

Tingginya kasus DBD di Rejang Lebong diduga akibat cuaca buruk dan kebersihan lingkungan. Setiap bulannya, trend kasus DBD naik.

Penulis: M Rizki Wahyudi | Editor: Yunike Karolina
M Rizki Wahyudi/TribunBengkulu.com
Tim Dinkes Rejang Lebong melakukan fogging untuk mengantisipasi penyebaran DBD, Selasa (18/6/2024). 

Laporan Reporter TribunBengkulu.com, M. Rizki Wahyudi 

TRIBUNBENGKULU.COM, REJANG LEBONG - Kasus penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) masih mengintai masyarakat Rejang Lebong.

Sejak awal tahun 2024 ini, Dinas Kesehatan (Dinkes) Rejang Lebong mencatat sudah ada 237 lebih kasus DBD.

Tingginya kasus DBD di Rejang Lebong diduga akibat cuaca buruk dan kebersihan lingkungan.

Setiap bulannya, trend kasus DBD di Rejang Lebong mengalami naik turun.

Adapun rinciannya sejak awal tahun ini mulai dari Januari ada 47 kasus, Februari ada 56 kasus, Maret ada 66 kasus, April ada 43 kasus dan Mei ada 25 kasus.

Sedangkan untuk bulan Juni, sudah ada beberapa kasus DBD yang ditemukan namun untuk kepastian jumlahnya masih belum didata. Dari jumlah itu, tidak ada satupun kasus pasien DBD yang meninggal dunia.

Kepala Dinkes Rejang Lebong Dhendy Novianto Saputra SKM melalui Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Agung Gunawan Catur Putra SKM MKes mengatakan, kasus sebaran DBD terbanyak berada di wilayah perkotaan.

Diduga tingginya kasus DBD yang terjadi sejak awal tahun 2024 kemarin adalah cuaca buruk dan kebersihan lingkungan.

Meskipun cukup banyak kasus, pihaknya bergerak cepat menekan angka penyebaran DBD di suatu wilayah.

"Sehingga bukan beberapa kasus ditemukan disatu tempat, tapi yang terbanyak diwilayah perkotaan, karena mungkin wilayahnya luas," jelas Agung.

Pihaknya terus mengajak semua masyarakat waspada dengan kasus DBD. Upaya yang dilakukan adalah gencar mengajak masyarakat untuk menggalakkan Program Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSM) 3 M.

Mulai dari menguras atau membersihkan tempat yang sering dijadikan tempat penampungan air seperti bak mandi, ember air, tempat penampungan air minum, penampung air lemari es dan lain-lain.

Selain itu pencegahan juga bisa dengan menyemprot rumah atau memakai repellent pada pagi dan sore hari. Waktu di mana nyamuk aedes aegypti aktif.

"Apalagi di tengah cuaca hujan deras seperti sekarang, bisa menimbulkan sarang-sarang nyamuk digenangan air," lanjut Agung. 

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved