Remaja Dirudapaksa di Sulteng

Sosok Anggota Brimob Salah Satu Dari 11 Pelaku Rudapaksa Remaja 16 Tahun di Sulawesi Tengah

Inilah sosok polisi, satu dari 11 tersangka yang rudapaksa remaja 16 tahun di Kabupaten Parigi Moutong (Parimo), Sulawesi Tengah (Sulteng).

Penulis: Kartika Aditia | Editor: Hendrik Budiman
Kolase TribunBengkulu.com/Gambar ilustrasi
lustrasi sosok anggota brimob yang jadi satu dari 11 pelaku rudapaksa terhadap remaja 16 tahun di Kabupaten Parigi Moutong (Parimo), Sulawesi Tengah (Sulteng). 

Adanya keterlibatan anggota kepolisian itu didapat dari pengakuan korban.

Polisi masih membutuhkan satu alat bukti lagi untuk membuktikan keterlibatan anggota polisi tersebut.

Tim pendamping hukum korban juga saat ini terus mengawal proses hukum yang tengah berjalan.

Dari pengakuan korban ada 11 pelaku, tetapi baru 10 yang ditetapkan tersangka.

Korban Rudapaksa Bakal Operasi Pengangkatan Tumor Rahim

Remaja korban rudapaksa 11 orang yang masih berstatus anak di bawah umur berinisial RI (16) di Parigi Moutong (Parimo), Sulawesi Tengah dijadwalkan akan menjalani operasi pengangkatan tumor rahim minggu depan.

Direktur RSUD Undata Palu drg. Herry Mulyadi mengatakan, saat ini pihaknya mengisolasi RI untuk menghindari kontak dengan orang lain.

"Pasien saat ini kami isolasi dalam upaya melindungi privasi pasien, kita masukkan diruangan khusus," ucapnya dikutip dari TribunPalu.com, Rabu (31/5/2023).

Remaja korban rudapaksa yang dilakukan 11 orang sudah dipersiapkan untuk menjalani operasi (Pengangkatan Tumor Rahim).

"Ini sementara proses pemulihan karena, setiap melaksanakan operasi tentu ada item-item yang harus dipenuhi untuk menuju ke meja operasi," ujarnya.

"Operasinya (Pengangkatan Tumor Rahim) rencana minggu depan Insya allah berjalan dengan baik," ucapnya.

Sebenarnya sambung Herry, operasi direncanakan minggu kemarin. Namun karena ada beberapa hal-hal yang harus dipenuhi, sehingga operasi itu semoat tertunda.

"Kemarin sebenarnya sudah mau di operasi tapi setelah di cek ini belum bisa, ada yang perlu di tindaki terlebih dahulu seperti perbaikan kondisi pasien baru dilaksanakan operasi," ujarnya.

Menurut Herry, dalam proses operasi ada 3 dokter yang akan menangani yakni dari Dokter Bedah Anak, Dokter Onkologi dan Dokter Bedah Digestif.

"Jadi harus ada tindakan akurat (operasi) yang dilakukan, keluarganya sudah tau, ada hal-hal yang diselamatkan supaya tidak menjalar, kalau tindakan operasi ini dilakukan sudah jelas (tidak bisa punya anak)," tuturnya.

Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved