Berita Kepahiang

Krisis Air Bersih di Kepahiang, Warga Terpaksa Mandi Sungai hingga Beli Air saat Hajatan

Kekurangan Air Bersih di Desa Westkust Kepahiang, setiap hajatan warga membeli air bersih Rp 70 ribu per tandon.

Panji Destama/TribunBengkulu.com
Warga Desa Westkust Kepahiang usai mandi di aliran sungai, antre di tandon air untuk mengambil air bersih setiap hari selama musim kemarau ini. Saat Hajatan warga harus membeli air bersih Rp 70 tibu per tandon. 

Laporan Reporter TribunBengkulu.com, Panji Destama

TRIBUNBENGKULU.COM, KEPAHIANG - Warga Desa Westkust Kabupaten Kepahiang Provinsi Bengkulu mengalami krisis air bersih dampak dari musim kemarau.

Banyak sumur warga yang kering karena hujan yang tak kunjung turun dalam beberapa bulan terakhir ini.

Sekretaris Desa Westkust Sudarman mengungkapkan, dengan adanya krisis air bersih ini turut mempengaruhi kehidupan sehari-hari. 

"Kalau ada hajatan kami harus membeli air bersih. Untuk air bersih yang kami beli Rp 70 ribu per tandon. Saat hajatan seperti hajatan pernikahan setidaknya lebih dari 5 tandon air bersih yang kami beli," ungkap Sudarman saat diwawancara TribunBengkulu.com, Selasa (19/9/2023). 

Lanjut Sudarman, di Desa Westkust ini ada 4 Dusun. Dari keempat dusun itu, yang paling terdampak krisis air bersih di Dusun 2.

Untuk di Dusun 2 sendiri, memiliki setidaknya 400 kepala keluarga dan yang terdampak krisis air bersih sekitar 120 kepala keluarga. 

"Sebetulnya dengan satu air tandon yang disediakan oleh pihak MAS (perusahaan air minum, red) tidak mencukupi kebutuhan air di sini," jelas Sudarman. 

Ia juga menjelaskan kebutuhan air bersih bagi masyarakat sangat dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. 

Seperti, mencuci peralatan dapur dan pakaian, mandi serta untuk dikonsumsi.

"Kalau saya sendiri sekali ngambil air di tandon ini, lima kali jerigen. Misal Subuh tadi saya ngambil air lima jerigen, siang ngulang lagi," kata Sudarman. 

Sementara itu diungkapkan Edi, warga Desa Westkust,  jika ia terpaksa mandi di aliran sungai. 

"Setiap hari mandi ke aliran sungai, pagi sama sore, karena sumur di rumah kekeringan," ujar Edi.

Lanjut Edi, kekeringan ini sudah terjadi sekitar dua bulan lalu atau sejak musim kemarau ini. 

Jika untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, dirinya mengambil air bersih di tandon air yang sudah disediakan. 

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved