Berita Rejang Lebong

Harga Beras Bulog Naik, Warga Rejang Lebong Beralih Konsumsi Beras Lokal, Harga Sama

arga Eceran Tertinggi (HET) beras Stabilitas Pasokan Dan Harga Pangan (SPHP) atau beras bulog mengalami kenaikan.

Penulis: M Rizki Wahyudi | Editor: Yunike Karolina
M Rizki Wahyudi/TribunBengkulu.com
Harga beras bulog alami kenaikan sehingga masyarakat mulai beralih membeli beras lokal atau beras Lampung yang harganya tidak jauh beda dengan beras bulog. 

Laporan Reporter TribunBengkulu.com, M. Rizki Wahyudi 

TRIBUNBENGKULU.COM, REJANG LEBONG - Harga Eceran Tertinggi (HET) beras Stabilitas Pasokan Dan Harga Pangan (SPHP) atau beras bulog mengalami kenaikan.

Beras Bulog yang kerap menjadi buruan masyarakat itu saat ini dijual dengan harga Rp 65 ribu per kemasan 5 kilogram.

Akibat naiknya harga beras tersebut, masyarakat di Rejang Lebong mulai beralih dan membeli beras lain.

Bahkan beberapa pedagang beras mulai mengeluh karena minat masyarakat yang sangat kurang pada beras SPHP.

Salah satu pedagang beras, Eva Kurniawan mengatakan bahwa HET beras SPHP mulai mengalami kenaikan sejak 1 Mei 2024 lalu.

Ia dan kalangan pedagang beras lainnya terpaksa menjual beras bulog kemasan dibawah HET. Yakni di kisaran harga Rp 60 ribu per kemasan 5 kilogram.

Padahal HET yang ditetapkan dari pemerintah adalah Rp 65 ribu.

Penurunan harga itu dilakukan pasca menurunnya permintaan masyarakat akan beras beras bulog.

Pembeli saat ini mulai beralih beras lokal yang harganya sama dengan beras bulog.

"Kita jual Rp 60 ribu pak, sulit kalau jual sesuai HET, pembelinya sangat berkurang drastis," jelas Eva.

Bahkan diungkapkan Eva, semenjak harga beras bulog alami kenaikan menyebabkan penjualannya sangat sulit.

Dalam satu minggu saja, stok beras bulog yang diambilnya sebanyak 500 kg tidak habis terjual. Padahal sebelum harga naik, stok beras bulog 2 ton selalu habis dalam kurun waktu 1 minggu.

"Dulu 2 ton kita stok dan selalu habis, sekarang 500 kilo saja tidak habis, bahkan perharinya sangat sedikit sekali yang membeli beras itu," ungkap Eva.

Ditambahkan salah satu pedagang lainnya, Zulkifli juga mengatakan semenjak harga beras bulog mengalami kenaikan, daya beli masyarakat sangat menurun.

Menurutnya penurunan itu hampir di atas 50 persen dibandingkan pembelian sebelumnya. Dalam satu harinya, bisa dihitung beberapa pembeli yang membeli beras bulog.

"Sekarang banyak yang beralih ke beras lampung maupun lokal, tapi pembeliannya juga tidak banyak," ucap Zulkifli.

Baca juga: Truk Sirup Terjun ke Jurang di Jalan Lintas Curup-Lubuklinggau Belum Dievakuasi

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved