Penyebab Gagal Ginjal di Usia Muda, RSHD Kota Bengkulu Tangani Pasien Cuci Darah Usia 18 Tahun
Fenomena anak-anak serta orang usia muda yang harus menjalani cuci darah atau hemodialisis akibat gangguan ginjal kini mengalami kenaikan.
Penulis: Romi Juniandra | Editor: Yunike Karolina
Laporan Reporter TribunBengkulu.com, Romi Juniandra
TRIBUNBENGKULU.COM, BENGKULU - Fenomena anak-anak serta orang usia muda yang harus menjalani cuci darah atau hemodialisis akibat gangguan ginjal kini mengalami kenaikan.
Kabid Pelayanan Medik dan Keperawatan RSHD Kota Bengkulu, dr. Meidi Fazirin, M.M., MARS menyebutkan hingga saat ini, pihaknya memang belum menemukan pasien dengan usia di bawah 17 tahun yang harus menjalani cuci darah.
Namun, di unit hemodialisis RSHD sendiri, kini ada menangani pasien dengan usia 18 tahun, dan umur 24 tahun.
Dijelaskan dr. Meidi, ada beberapa faktor yang menyebabkan orang usia muda, termasuk anak-anak mengalami gangguan ginjal dan harus rutin cuci darah.
Pertama, ada faktor keturunan, seperti pasien yang memiliki orang tua dengan riwayat hipertensi dan diabetes mellitus, akan lebih beresiko untuk mengalami gangguan ginjal.
Orang dengan riwayat hipertensi dan diabetes mellitus ini harus lebih memperhatikan dengan pola hidup, termasuk memperhatikan pola hidup anak-anaknya.
"Jadi, orang dengan faktor resiko keturunan ini, harus lebih aware dan menerapkan pola hidup sehat," ujar dia.
Faktor kedua adalah gaya hidup, seperti pola makan yang tidak sehat dan kurang gerak atau kurang olahraga. Makanan seperti fast food serta minuman banyak gula bisa menyebabkan gangguan ginjal, yang bisa berakhir dengan cuci darah secara rutin.
"Jadi, pola makan yang tidak sehat, ditambah tidak olahraga, dan adanya penyakit kronis, bisa berakumulasi, dan menyebabkan gagal ginjal pada anak-anak dan orang usia muda," kata dr. Meidi.
Untuk menghindari resiko gagal ginjal, dr. Meidi menyarankan agar masyarakat sudah mulai memperhatikan dan menerapkan pola hidup sehat sedini mungkin.
Masyarakat masih tetap bisa memakan makanan fast food atau minuman tinggi gula, namun jumlahnya dibatasi, dan tetap diiringi dengan olahraga.
"Jadi, di usia muda, sudah harus mengatur kesehatan. Harus mengatur pola makan, dan jika ada penyakit, harus diobati, jangan diabaikan," ungkap dr. Meidi.
3 Pasien Anak Dirujuk ke Palembang
Dari RSHD Kota Bengkulu, TribunBengkulu.com kemudian mencoba menelusuri unit hemodialisis di RSUD Dr. M. Yunus (RSMY) Bengkulu.
Direktur RSMY Bengkulu, dr. Ari Mukti Wibowo mengizinkan untuk masuk ke ruangan hemodialisis, dengan catatan saat mewawancari pasien harus seizin dokter.
Di unit hemodialisis RSMY Bengkulu, diketahui sempat ada 3 pasien anak yang datang. Namun, karena keterbatasan dokter konsultan anak, 3 pasien ini kemudian harus dirujuk ke RS yang ada di Palembang.
Salah satu perawat, Rosi mengatakan unit hemodialisis RSMY ini masih memiliki pasien lain dengan umur cukup muda, yakni 18 tahun. Hanya saja, hari ini bukan jadwal pasien tersebut untuk menjalani hemodialisis.
"Tapi memang ada beberapa anak yang sempat masuk, dan kini rujuk ke Palembang," ungkap Rosi.
Baca juga: Kasus Gagal Ginjal Anak di Bengkulu hingga Terpaksa Cuci Darah, 3 Pasien Dirujuk ke Palembang
| Detik-detik Petani Asal Lubuklinggau Diringkus Polisi di Rejang Lebong Simpan Senpi Rakitan |
|
|---|
| Pelantikan 1.106 PPPK Pemkab Rejang Lebong Diduga Bermasalah |
|
|---|
| Imigrasi Bengkulu Hadirkan Layanan Jemput Bola Pembuatan Paspor 'TAPAK PADERI' di MPP Rejang Lebong |
|
|---|
| Nasib 2 Debt Collector di Bengkulu Dibacok Penjual Ayam saat Tarik Paksa Mobil di Jalan |
|
|---|
| Warga 4 Desa di Talo Kecil Seluma Resah, Anjing Diduga Rabies Berkeliaran |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/bengkulu/foto/bank/originals/Kabid-Pelayanan-Medik-dan-Keperawatan-RSHD-Kota-Bengkulu-dr-Meidi-Fazirin-MM-MARS.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.