Viral Lokal

Ahli Ekonomi Universitas Bengkulu Sebut Skema VIR Tak Masuk Akal, Hanya Foto-Foto Tapi Dapat Uang

Ahli ekonomi UNIB nilai aplikasi VIR tak masuk akal. Pengguna diminta setor uang, hanya foto sampah tapi dijanjikan gaji tinggi.

|
Panji Destama/TribunBengkulu.com
APLIKASI VIR – Pengamat ekonomi sekaligus Wakil Rektor I Universitas Bengkulu, Prof Kamaludin, saat diwawancarai di Gedung Magister Manajemen Unib, Kota Bengkulu, Kamis (13/11/2025). Akademisi Unib menyebut investasi aplikasi VIR sebagai modus penipuan model baru. 

“Jadi kita harus waspada dan mencari informasi, baik kepada teman maupun lembaga resmi seperti OJK, agar mengetahui apakah aplikasi ini benar atau tidak,” tutup Kamaludin.

Baca juga: Apa Itu VIR, Aplikasi yang Mendadak Bikin Heboh Rejang Lebong dan Kepahiang Bengkulu?

Klarifikasi Promotor VIR di Kepahiang

Sementara itu, promotor aplikasi VIR di Kabupaten Kepahiang, Faisol Husein, akhirnya buka suara terkait banyaknya anggota yang mengaku tidak bisa menarik uang mereka.

Usai mendatangi Polres Kepahiang pada Rabu (12/11/2025), Faisol mengatakan selama ini dirinya berhasil mendapatkan keuntungan dari VIR dan bahkan sempat menarik hingga Rp50 juta per bulan.

Namun, dalam beberapa hari terakhir, seluruh dana di aplikasi tidak dapat dicairkan. Ia juga diminta membayar pajak terlebih dahulu sebelum pencairan.

Faisol mengaku harus membayar pajak sebesar Rp57 juta agar saldo dapat dicairkan.

“Kata perusahaan, bayar pajak dulu, baru bisa dana dicairkan. Tapi, tidak ada jaminan setelah bayar pajak, saldo itu bisa dicairkan. Makanya saya bilang ke anggota, saya tidak akan bayar pajak, karena tidak ada jaminan bayar pajak besok saldo bisa cair,” kata Faisol.

Ia membenarkan bahwa dirinya merupakan orang pertama yang memperkenalkan VIR di Kepahiang dan Bengkulu.

Awalnya, ia mengetahui aplikasi tersebut dari media sosial Facebook dan mengembangkannya di Kepahiang dengan modal awal Rp300 ribu hingga terus berkembang.

Karena itu, ia memiliki banyak anggota, dan banyak di antaranya kini tidak dapat menarik saldo.

Beberapa anggota bahkan mengancam akan membakar dan menjarah rumahnya pada Selasa (11/11/2025) malam.

Merasa terancam, Faisol kemudian melapor ke Polres Kepahiang pada Rabu pagi untuk berkonsultasi terkait ancaman yang diterimanya.

“Dan katanya, polres siap membantu kalau ada orang yang mengancam saya,” ujarnya.

Sementara itu, di media sosial Kepahiang, beberapa akun mengaku menjadi korban aplikasi VIR karena saldo mereka tidak bisa ditarik.

Salah satu korban yang enggan disebutkan namanya mengaku mengalami kerugian hingga jutaan rupiah.

Halaman 2/4
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved