Berita Kota Bengkulu

Tanggapan DLH Kota Bengkulu soal Akses Jalan Rusak dan Penataan Sampah di TPA Air Sebakul

Plt Kepala DLH Kota Bengkulu mengakui adanya  persoalan kondisi akses jalan yang rusak menuju kawasan TPA Air Sebakul, saat ini.

Penulis: Bima Kurniawan | Editor: Yunike Karolina
M Bima Kurniawan/TribunBengkulu.com
TPA AIR SEBAKUL - Plt Kepala DLH Kota Bengkulu Afriyenita, saat diwawancara TribunBengkulu.com, pada Jumat (21/11/2025). Akses jalan menuju kawasan TPA Air Sebakul menjadi berlumpur saat musim hujan, membuat kendaraan pengangkut sampah kesulitan keluar masuk. 
Ringkasan Berita:
  • Plt Kepala DLH Kota Bengkulu mengakui adanya  persoalan kondisi akses jalan yang rusak, dan penataan sampah
  • Akses jalan menuju kawasan TPA Sebakul menjadi berlumpur saat musim hujan
  • DLH Kota Bengkulu mengusulkan penyewaan doser atau bulldozer

Laporan Reporter TribunBengkulu.com, M. Bima Kurniawan
 
TRIBUNBENGKULU.COM, BENGKULU - Tanggapan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bengkulu soal akses jalan rusak dan penataan sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Air Sebakul.

Terlebih lagi di saat musim hujan. Akses jalan menuju kawasan TPA Air Sebakul menjadi berlumpur, membuat kendaraan pengangkut sampah kesulitan keluar masuk. 

Plt Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bengkulu Afriyenita mengakui adanya  persoalan kondisi akses jalan yang rusak, dan penataan sampah yang belum berjalan maksimal di TPA Air Sebakul

“Ketika hujan, tanah dari gundukan sampah ikut turun ke bawah dan memperburuk kondisi jalan,” kata Afriyenita. 

Untuk mengatasi permasalahan tersebut, DLH Kota Bengkulu saat ini tengah mengusulkan penyewaan doser atau bulldozer agar proses penataan sampah bisa kembali berjalan optimal. 

Selain itu, pihaknya juga mengajukan anggaran untuk pembelian tanah dan batu guna melakukan penimbunan jalan di area TPA. 

Keterbatasan alat serta rendahnya ketertiban sebagian operator angkutan sampah menjadi faktor yang memperparah kondisi di lapangan. 

Menurut Afriyenita, hingga kini pihaknya masih mengupayakan penataan sampah dengan mengandalkan satu unit alat berat jenis hexa.

Padahal, untuk mendukung operasional yang efektif, idealnya TPA membutuhkan setidaknya dua unit hexa. 

 “Kami masih berupaya mendorong dan menata sampah menggunakan doser. Namun, kami sangat terkendala keterbatasan alat. Dengan hanya satu hexa, pekerjaan menjadi tidak maksimal,” beber Afriyenita. 

Selain kendala alat, ketidaktertiban sebagian operator angkutan sampah juga menjadi hambatan. 

“Terkadang sampah dibuang tidak pada tempatnya, bahkan ada yang membuang di jalan sehingga membuat kemacetan di area TPA,” jelas Afriyenita. 

Di sisi lain, Afriyenita berharap partisipasi masyarakat dan para pengangkut sampah untuk melakukan pengelolaan sampah dari sumbernya.  

Ia menekankan pentingnya pemilahan sampah sebelum dibawa ke TPA. 

“Kami menginginkan agar warga dan masing-masing pengangkut melakukan pengelolaan sampah terlebih dahulu. Yang dibawa ke TPA cukup residunya saja,” imbuh Afriyenita.

Baca juga: Berita Populer di Kota Bengkulu 17-22 November 2025: Rapat Paripurna Sepi OPD, Aksi Sopir Sampah

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved