Viral Lokal

Jejak Penyebaran VIR di Rejang Lebong Bengkulu, Iming-Iming Foto Sampah Dapat Uang, Kini Tak Cair

Warga Rejang Lebong geger! Aplikasi VIR yang janjikan uang dari foto sampah kini tak bisa diakses, saldo pengguna raib.

Penulis: M Rizki Wahyudi | Editor: Ricky Jenihansen
M Rizki Wahyudi/Tribunbengkulu.com
PERTEMUAN VIR - Foto kolase kegiatan seminar dan aplikasi VIR. Investasi dengan modal upload foto sampah ini scam. Aplikasi VIR yang janjikan uang dari foto sampah kini tak bisa diakses, saldo pengguna raib. 

Ia mengaku curiga sejak awal karena sistemnya tidak masuk akal.

“Saya curiga, masa cuma upload foto sampah bisa dapat uang. Saya dulu pernah ketipu sama aplikasi seperti itu, jadi nggak mau lagi,” ujarnya.

Namun saat ini banyak pengguna yang telah menyetor uang jutaan rupiah dan kini kehilangan akses terhadap saldo mereka.

Aplikasi itu tidak bisa lagi digunakan dengan alasan pajak.

Tak sedikit pemain yang merasa tertipu karena berbeda dengan yang dijanjikan pada awalnya, terutama pemain-pemain yang baru bergabung sebelum aplikasi ini menjadi scam.

Klarifikasi Promotor VIR

Sementara itu, promotor VIR di Kabupaten Kepahiang dan Rejang lebong Provinsi Bengkulu, Faisol Husein akhirnya angkat bicara.

Faisal Husein angkat bicara mengenai banyak anggota atau member yang mengaku tidak bisa lagi menarik uang mereka di aplikasi VIR.

Usai ke Polres Kepahiang pada Rabu (12/11/2025), Faisol mengatakan selama ini, dirinya berhasil di VIR, dan sudah bisa menarik Rp 50 juta, per bulan.

Tapi, beberapa hari ini, seluruh dana di aplikasi tidak bisa dicairkan, dan tiba-tiba ada kewajiban untuk membayar pajak.

Faisol sendiri mengatakan ia harus membayar pajak sebesar Rp 57 juta, baru dana bisa dicairkan.

"Kata perusahaan, bayar pajak dulu, baru bisa dana dicairkan. Tapi, tidak ada jaminan setelah bayar pajak, saldo itu bisa dicairkan. Makanya saya bilang ke anggota, saya tidak akan bayar pajak, karena tidak ada jaminan bayar pajak besok saldo bisa cair," kata Faisol.

Faisol sendiri membenarkan bahwa dirinya yang pertama memperkenalkan VIR di Kepahiang dan Bengkulu.

Awalnya, dia mengetahui VIR dari media sosial Facebook, dan mengembangkannya di Kepahiang, dengan modal awal Rp 300 ribu, dan terus berkembang.

Karena itu, dia memiliki banyak anggota, dan banyak yang tertahan saldonya.

Halaman 3/4
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved