Produktif di Usia Tak Lagi Muda, Hj Rematia Warga Bengkulu Selatan Hasilkan Jutaan Rupiah dari Ragi

Hj. Rematia (68) tetap produktif, dan masih mampu menghasilkan uang jutaan rupiah dari hasil pembuatan ragi setiap minggunya.

Ahmad Sendy Kurniawan Putra/TribunBengkulu.com
Ditemani sang suami, Hj. Rematia di usianya yang tak muda lagi saat mengemas pesanan salah seorang pembeli ragi yang langsung datang ke rumah. 

 

Laporan Reporter TribunBengkulu.com, Ahmad Sendy Kurniawan Putra

TRIBUNBENGKULU.COM, BENGKULU SELATAN - Meski usianya tak muda lagi, tak membuat Hj. Rematia (68) warga Desa Terulung Kecamatan Manna Kabupaten Bengkulu Selatan Provinsi Bengkulu, hanya duduk berpangku tangan saja.

Dia tetap produktif, dan masih mampu menghasilkan uang jutaan rupiah dari hasil pembuatan ragi setiap minggunya.

Resep pembuatan ragi didapatkan dari orang tuanya sendiri yang kemudian ditekuni oleh Rematia dan juga saudara iparnya.

"Usaha ini hanya mengisi waktu saya di rumah, kalau pekerjaan pokok adalah seorang petani. Resep pembuatan ragi sendiri didapat dari orang tua," kata Hj. Rematia kepada TribunBengkulu.com, Minggu (19/2/2023).

Ragi biasanya digunakan untuk berbagai kebutuhan seperti penyedap makanan atau bahan tambahan dalam pembuatan sejumlah masakan. Bisa juga digunakan untuk makanan hewan ternak.

Cara membuat ragi mudah dan simpel. Pembuatan ragi sendiri hanya membutuhkan waktu satu hari, dan sudah dipastikan jadi.

Hanya saja harus melewati beberapa proses, seperti penggilingan bahan utama beras lebih dahulu dan dibuat menjadi tepung.

Kemudian, dicampur dengan air jahe merah yang sebelumnya sudah direndam menggunakan air hangat. Selanjutnya, diaduk sampai rata lalu dilakukan pembentukan.

Proses pembuatan belum selesai sampai di situ. Setelah dibentuk ragi harus dijemur selama 4 - 5 jam dibawah terik matahari. Yang sebelumnya, diberikan pengikat dan agar terasa masih ditambah bahan tebu yang ditempel dibawah ragi saat diikat, sehingga ragi menghasilkan manis.

Diakui Hj. Rematia, dalam waktu satu pekan, dia mampu membuat 2.000 ragi. Dan dalam satu pekan juga ragi tersebut habis terjual. Lantaran, ragi tidak hanya digunakan masyarakat lokal Bengkulu Selatan tapi juga masyarakat luar daerah seperti Provinsi Jambi, Sumsel, Pulau Jawa.

"Kalau hasil olahan ragi yang saya buat sudah banyak beli dari berbagai daerah di luar Bengkulu Juga. Di antaranya provinsi tetangga seperti Jambi, Sumsel dan Pulau Jawa," ungkap Hj. Rematia.

Ragi yang dia jual pun harganya termasuk terjangkau, yakni Rp 1.000 per buah. Jika ditotalkan, satu pekan paling sedikit dia mendapatkan hasil sebesar Rp 2 juta dari hasil penjualan ribuan ragi. 

Dengan usaha yang Rematia lakoni juga dapat memberikan peluang tambahan penghasilan untuk tetangganya. Karena dalam proses pembuatan ragi, Rematia turut melibatkan tetangga sekitarnya.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved