Bengkulu Krisis BBM

Gubernur Bengkulu Helmi Hasan Ajak Masyarakat Awasi Janji Pertamina yang Klaim Stok BBM Aman

Gubernur Helmi Hasan ajak warga Bengkulu awasi janji Pertamina usai krisis BBM belum juga teratasi hingga Senin (10/11/2025).

Panji Destama/TribunBengkulu.com
ANTREAN BBM – Warga mengantre bahan bakar di SPBU 24.382.20, Jalan Pangeran Natadirja, Kecamatan Gading Cempaka atau KM 6,5, Jumat (7/11/2025). Gubernur Bengkulu Helmi Hasan mengajak masyarakat ikut mengawasi distribusi BBM usai janji Pertamina menjamin stok aman. 

Ia mengimbau masyarakat ikut mengawasi bersama agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

“Kita sama-sama mengawasi kapal tangki itu. Siapa tahu bukan minyak di dalamnya. Kita lihat dulu. Saat ini, Satpol PP, TNI, dan Polri sudah turun memperhatikan itu. Masalah krisis BBM akan selesai 1-2 hari ke depan,” tutup Helmi.

Cerita Ojol

Dandi Irawan (26), seorang driver ojek online di Kota Bengkulu, menceritakan perjuangannya bertahan di tengah krisis BBM.

Beberapa SPBU di Kota Bengkulu padat akibat keterlambatan distribusi BBM dari Pertamina.

Dandi mengaku memilih tidak menarik ojek karena kelangkaan BBM dan panjangnya antrean di SPBU.

“Hari ini tidak ngojek dulu, bang. Beberapa kawan ojol juga tak memilih ngojek, karena BBM langka, antrean panjang,” ungkap Dandi saat diwawancarai, Minggu (9/11/2025) pukul 14.00 WIB.

Ia mengaku kesulitan mencari nafkah untuk istri dan anaknya yang baru lahir.

“Tidak memungkinkan untuk ngojek, karena kami dikejar waktu. Kalau narik juga minyak tidak ada, pendapatan turun karena krisis BBM ini,” ujarnya.

Biasanya, Dandi bisa mendapat Rp200 ribu hingga Rp250 ribu per hari saat kondisi BBM lancar. Namun kini penghasilannya tak lebih dari Rp150 ribu per hari.

Harga BBM eceran yang tinggi juga membuatnya berpikir dua kali untuk membeli. Pertalite dijual Rp20 ribu per liter, sedangkan Pertamax Rp25 ribu per liter.

“Sekarang harus putar otak karena istri baru lahiran anak pertama. Untuk memenuhi kebutuhan anak seperti popok, pakai uang tabungan dulu. Untuk popok saja satu bal harganya Rp70 ribu dan habis dalam dua hari,” papar Dandi.

Ia berharap pemerintah segera mencari solusi atas krisis BBM karena pekerjaan ojol sangat bergantung pada ketersediaan bahan bakar.

“Harapan ada solusi dari pemerintah, karena kami sangat bergantung pada BBM untuk mencari nafkah,” tutup Dandi.

Halaman 3/3
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved