Remaja Dirudapaksa di Sulteng

Kondisi Gadis Remaja Korban Rudapaksa 11 Orang di Sulteng Terus Memburuk Hingga Harus Dirawat di RS

Kondisi Remaja Korban Rudapaksa 11 Orang di Sulteng Terus Memburuk Hingga Harus Dirawat di RS

Editor: Hendrik Budiman
Freepik/ Freepik/HO TribunBengkulu.com
Ilustrasi Remaja Dirudapaksa (kiri) dan Para Pelaku (Kanan). Kondisi kesehatan remaja 15 tahun terus memburuk setelah menjadi korban rudapaksa 11 pria di Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah. 

Postingan Hotman Paris tersebut lantas mendapat atensi dari warganet.

"Alhamdulillah Bang Hotman respon. Makasih bang Hotman. Kami netizen bantu bongkar nama namanya," tulis warganet.

"Iyaaa bener bang, sampe skrg pelaku masih bebas berkeliaran, sy org Parigi Moutong, NNT sy suruh keluarga nya hubungi bang @hotmanparisofficial," tulis warganet lainya.

"Pak @hotmanparisofficial tolong bntu keluarga n korban' mndptkn keadilan t.. hancur hati kami seorg wanita mndengar berita ini..seorg anak usia 16 THN telah hncur hidup ny di tangan org lain..n org tua mana yg tdx hncur hati ny mlihat anak ny mndptkn perlakuan yg sngt tdx pantas ..pecat scra tdx hormat semua para pelaku dri jabatn ny llu berikan hukumn yg setimpal untuk semua pelaku," tulis warganet lainya lagi.

Kronologi Kejadian

Peristiwa itu terjadi pada Juli 2022 saat korban mendatangi posko bencana banjir di Parigi Moutong, Sulawesi Tengah untuk memberikan bantuan logistik.

Saat di posko bencana korban berkenalan dengan para pelaku.

Usai menyalurkan bantuan, korban tidak langsung pulang ke kampungnya di Poso.

Karena dijanjikan pekerjaan oleh para pelaku, korban dijanjikan bekerja di rumah makan.

Mulai saat itu, satu per satu dari 11 pelaku melakukan pemerkosaan kepada korban dengan berbagai modus.

Termasuk menawarkan korban narkoba jenis sabu dan mengancam korban dengan senjata tajam.

Cerita Pilu Ayah Korban Remaja Dirudapaksa 11 Orang, Ungkap Kades Ingin Minta Damai dan Menikahi (Kolase Ilustrasi dan Pelaku Rudapaksa)

Tak tahan dengan aksi bejat para pelaku, korban memberanikan diri untuk menceritakan peristiwa yang dialaminya kepada orang tuanya di Januari 2023.

Usai mendapat laporan dari anaknya, orang tua korban melaporkan kejadian itu ke Polres Parigi Moutong.

Pemerkosaan yang dialami korban terjadi dalam kurun waktu April 2022 hingga Januari 2023 lalu.

Sebanyak 10 dari 11 pelaku telah ditetapkan sebagai tersangka, 5 di antaranya ditahan di Polres Parigi Moutong. Sedangkan 5 lainnya belum dilakukan penahanan.

Sementara, satu pelaku yang merupakan anggota brimob belum ditetapkan sebagai tersangka dengan alasan polisi akan melakukan pendalaman terhadap keterlibatan anggota brimob tersebut.

Ayah Korbang ungkap Pelaku Ingin Damai

Usai peristiwa tersebut, Ayah korban yang dirudapaksa 11 orang, ZN mengaku banyak keluarga pelaku yang mendatanginya untuk berdamai.

Ia bercerita para keluarga pelaku tersebut mencoba memberikan sesuatu kepadanya sebagai tanda damai. Kendati demikian, ZN menolak hal tersebut.

"Yang ditahan ini banyak juga keluarga-keluarga pelaku yang datang sama saya di Poso, mereka minta untuk perdamaian," ujar ZN seperti yang dikutip Tribunbengkulu.com dari TribunPalu, Rabu (31/5/2023)

Menurutnya, meski dalam kondisi sulit dirinya tetap tak mau berdamai dengan orang-orang tersbut lantaran hal itu tak bisa mengobati rasa sakit hatinya.

"Ada yang mau kasih sesuatu saya tolak, saya walaupun cuman makan nasi sama garam saya tidak mau diatur damai," lanjutnya.

ZN juga menuturkan, oknum kades yang sudah ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan di Polres Parimo itu meminta maaf lewat video call dan menyatakan ingin menikahi korban.

"Kepala Desa (oknum) pernah bicara sama saya melalui HP, dia bilang apakah bisa memaafkan saya, jadi saya bilang, pak kata maaf itu memang mudah tapi rasa sakit ini susah,"

"Terus kades itu bilang begini, biarlah orang semua yang berbuat nanti saya yang tanggung jawab. saya mau kawini anaknya, Tapi saya tidak mau," tambah ZN.

Zn bersikeras agar kasus trsebut bisa cepat diusut dengan tuntas hingga semua pelaku bisa ditangkap dan mendapatkan hukuman yang setimpal atas perbuatan pelaku terhadap anak perempuannya.

"Saya minta humumannya seberat-beratnya apa yang anakku rasakan penderitaannya begitulah hukuman mereka, seberat-beratnya," tuturnya.

Sebelumnya, seorang remaja 15 tahun di Parimo diduga diperkosa oleh 11 orang berulang kali pada kurun April 2022 hingga Januari 2023. Akibatnya, korban kini masih mengalami trauma dan menderita sakit di bagian perut.

Namun, seorang terduga pelaku lain dari kalangan kepolisian belum ditetapkan sebagai tersangka.

Terkait oknum dari kepolisian tersebut, Kasi Humas Polres Parigi Moutong Iptu Jan Turangan mengatakan pihaknya masih melakukan penyelidikan.

"Kita masih mencari keterangan dari saksi atau bukti lainnya untuk memperkuat dan mendukung keterangan korban," kata Jan, Sabtu (27/5/2023).


Sebagian Artikel ini telah tayang di Kompas.com

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved