PMI Asal Bengkulu Meninggal

Polda Kejar Pelaku Perdagangan Orang yang Menipu Adelia, PMI Bengkulu yang Meninggal di Jepang

Polda Bengkulu gencar menyelidiki kasus perdagangan orang yang menimpa Adelia Meysa, PMI asal Seluma, hingga meninggal di Jepang.

Penulis: Beta Misutra | Editor: Ricky Jenihansen
Beta Misutra/TribunBengkulu.com
PERDAGANGAN ORANG - Subdit IV Renakta Ditreskrimum Polda Bengkulu, Senin (17/11/2025). Penyidik terus melakukan investigasi mendalam terkait kasus penipuan yang menyebabkan seorang Pekerja Migran Indonesia (PMI) bernama Adelia Meysa, meninggal dunia di Jepang.  

Gubernur Bengkulu Helmi Hasan turun tangan membantu upaya pemulangan jenazah Adellia Meysa (23), Pekerja Migran Indonesia (PMI) asal Desa Kampai, Kecamatan Talo, Kabupaten Seluma, yang meninggal dunia di Kota Sakai, Prefektur Ibaraki, Jepang, Sabtu (8/11/2025).

"Kita turut berduka yang mendalam. Saya sudah dapat informasinya, dan saya sudah minta Kadisnakertrans (Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi) untuk koordinasi dengan pemerintah pusat. Saya juga sudah berkoordinasi dengan KBRI Jepang untuk memulangkan jenazah almarhumah anak kita," kata Gubernur Bengkulu Helmi Hasan, dikutip dari unggahan video YouTube Helmi Hasan Official pada Selasa (11/11/2025).

Menurut Helmi, upaya pemulangan jenazah saat ini sudah dikoordinasikan dan hanya tinggal menunggu proses teknis pemberangkatan dari Jepang ke Indonesia.

"Kendala yang lain, Pemprov akan bantu sampai almarhumah anak kita yang tercinta tiba di tempat pemakaman," lanjut Helmi.

Gubernur juga berjanji akan menyiapkan seluruh fasilitas yang diperlukan dalam proses pemulangan jenazah.

"Ambulans insyaallah akan disiapkan dari bandara. Malam takziahnya akan disiapkan juga, dan malam takziah ketiga Pemprov akan ambil bagian," ujar Helmi.

"Bapak dan ibu sabar, Diskertrans akan standby di situ untuk membantu kepulangan," tambahnya.

Berdasarkan informasi dari Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Provinsi Bengkulu, biaya pemulangan jenazah diperkirakan mencapai sekitar Rp80 juta.

Hingga saat ini, dana yang sudah terkumpul dari donasi baru sekitar Rp32 juta dan masih kurang Rp48 juta.

"Kurang Rp48 juta, biaya akan jadi tanggung jawab pemerintah provinsi. Jika ada apa-apa, sampaikan ke WhatsApp saya atau ke Kadisnakertrans," lanjut Helmi.

Gabung grup Facebook TribunBengkulu.com untuk informasi terkini

Halaman 3/3
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved