Berita Rejang Lebong
Menapak Jejak Bidadari di Batu Dewa Rejang Lebong: Antara Mitos, Sejarah dan Keindahan Alam
Mereka konon mandi di antara batu-batu purbakala yang kini menjadi simbol sakral bagi warga Batu Dewa
Penulis: M Rizki Wahyudi | Editor: Yunike Karolina
Sekitar 300 meter dari lokasi utama, terdapat batu besar lain yang disebut Batu Bejemur. Sesuai namanya, batu ini dipercaya menjadi tempat para bidadari menjemur diri di bawah sinar rembulan sebelum kembali ke kayangan.
“Setelah mandi, para bidadari berjalan ke Batu Bejemur untuk berjemur di bawah cahaya bulan. Dari situlah asal nama Batu Bejemur,” tambah Putra Jaya.
Hingga kini, situs Batu Dewa dan Batu Bejemur tetap dijaga kesakralannya oleh masyarakat setempat.
Tak jarang warga datang berziarah atau sekadar berkunjung, membawa sesaji sebagai tanda penghormatan terhadap legenda yang telah hidup turun-temurun.
Namun, di balik kisah indah itu tersimpan peristiwa mistis yang masih diingat warga hingga kini.
Pada tahun 1978, saat program ABRI Masuk Desa, pernah ada upaya memindahkan salah satu batu kecil di lokasi tersebut.
Anehnya, delapan tentara yang mencoba mengangkat batu itu gagal total, seolah batu tersebut menolak untuk dipindahkan.
“Delapan tentara sudah berusaha mengangkatnya, tapi tak seorang pun sanggup. Padahal batunya tidak besar. Akhirnya mereka menyerah, dan batu itu tetap berdiri di tempatnya sampai sekarang,” ujar Putra.
Sejak kejadian itu, keyakinan masyarakat semakin kuat bahwa batu-batu di Desa Batu Dewa memiliki kekuatan gaib yang tak dapat dijelaskan oleh logika manusia.
Legenda Batu Dewa juga melahirkan pantangan yang masih dipegang teguh oleh warga hingga kini. Anak gadis maupun bujang dari Dusun Curup Desa Batu Dewa dilarang mendaki Bukit Kaba.
Larangan ini berakar dari kisah Muning Hilang, seorang leluhur yang disebut-sebut pernah mencoba mencari para bidadari ke puncak bukit.
Sejak itu, ia tak pernah kembali, hanya meninggalkan pesan gaib agar keturunannya tidak mendaki Bukit Kaba, pesan yang hingga kini tetap dihormati.
Kini, legenda tujuh bidadari itu bukan hanya kisah mistik, tetapi juga bagian dari warisan budaya lokal yang ingin dijaga dan dikembangkan.
Pemerintah Desa Batu Dewa telah melakukan pembebasan lahan dan pembangunan akses menuju situs Batu Dewa yang memiliki luas sekitar 23 x 29 meter.
“Kami ingin menjadikan situs Batu Dewa sebagai wisata sejarah dan budaya unggulan desa. Selain melestarikan cerita leluhur, ini juga bisa menjadi daya tarik wisatawan untuk datang ke Curup Utara,” jelas Putra Jaya.
Bagi masyarakat Batu Dewa, legenda ini bukan sekadar mitos, melainkan jejak warisan yang menghubungkan masa lalu dan masa kini, menjadi cermin betapa kuatnya hubungan masyarakat dengan sejarah dan alam yang mengelilinginya.
Baca juga: Breaking News: Heboh! Surat Pernyataan MBG di Rejang Lebong, Larang Orangtua Tuntut Jika Keracunan
| Diskominfo Rejang Lebong Gencar Promosi Wisata, Perkuat Jejaring Informasi Digital Lintas Provinsi |
|
|---|
| Enam Rumah Warga di Rejang Lebong Terancam Longsor, Akses Jalan Sempat Tertutup Material Tanah |
|
|---|
| Polres Rejang Lebong Tegaskan Komitmen Bebas Narkoba, Siap Tindak Anggota yang Terlibat |
|
|---|
| Beruang Madu Masuk Permukiman di Rejang Lebong Bengkulu, Warga Resah, Pemkab Siapkan Posko |
|
|---|
| Pemkab Rejang Lebong Fokus Benahi Drainase Cegah Risiko Banjir, Anggarkan Rp3,7 Miliar di Tiga Titik |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/bengkulu/foto/bank/originals/Batu-dewaa.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.