Ibu Anak Tewas Membusuk di Rejang Lebong

Wawancara Eksklusif Reaksi Anak Sulung Korban Pembunuhan di Rejang Lebong Usai Pelaku Divonis Mati

Wawancara Eksklusif Anak Sulung Korban Pembunuhan di Rejang Lebong Pasca Pelaku Divonis Mati.

|
Penulis: M Rizki Wahyudi | Editor: Hendrik Budiman
M Rizki Wahyudi/Tribunbengkulu.com
VONIS MATI - Foto kolase sidang vonis terhadap pelaku dan anak sulung korban, Andini saat diwawancarai TribunBengkulu.com, Kamis (30/10/2025). Pelaku pembunuhan istri siri dan anak tiri di Rejang Lebong divonis hukuman mati. 

Bahkan, ibunya ini terus mengingatkan Andin untuk menyelesaikan pendidikan sarjananya.

Sebelum kejadian itu, ia bersyukur sempat menyelesaikan pendidikannya dan memberikan kabar bahagia itu kepada ibunya. 

"Ibu dulu selalu berpesan agar pendidikan jangan ditinggalkan, sebelum kejadian itu, saya sudah selesai dan sempat memberikan kabar baik itu kepada ibu,"lanjut Andin. 

Setelah kejadian tragis itu, bagaimana perubahan yang paling terasa dalam kehidupan keluarga?

Hingga saat ini, Andin mengungkapkan duka dan trauma itu masih belum hilang.

Tak jarang, ia dan keluarga besarnya sering menangis jika mengingat kejadian tersebut.

Ia mengaku sangat kehilangan sosok ibu dan adik yang disayanginya. 

"Masih, sangat kehilangan kami, apalagi saat sedang di rumah sendirian,"ucap Andin. 

Apakah sampai sekarang masih ada trauma atau ketakutan yang tersisa, terutama di lingkungan tempat tinggal?

Dengan nada yang sedikit bergetar, Andin mengungkapkan bahwa rasa trauma dan ketakutan pasti ada. Apalagi, ia sekarang khawatir dengan keluarga dari pihak pelaku. Oleh karena itu untuk menutupi rasa ketakutan dan trauma, mereka sering menghabiskan waktu untuk jalan-jalan keluar rumah. 

"Trauma dan ketakutan itu sampai sekarang masih ada, masih teringat persis kejadian itu,"lanjut Andin. 

Bisa ceritakan, bagaimana saat kejadian penemuan jenazah korban dan perasaan kita saat itu?

Andin menceritakan, pada Rabu (30 April 2025) adiknya mengirimkan pesan kepadanya melalui aplikasi WhatsApp. Namun, saat itu ada keanehan pada pesan tersebut.

Pesan itu berisi permintaan dari Gaidah agar Andin menjemputnya ke sekolah. Meski begitu, perasaan Andin saat itu tidak tenang.

Ia mengaku terus kepikiran, bahkan merasa gundah dan terdorong untuk pergi ke kontrakan tempat ibunya tinggal.

Sesampainya di sana, pintu kontrakan dalam kondisi terkunci. Dari keterangan tetangga, diketahui pelaku sudah terlihat pergi sejak pagi hari.

Saat itu, Andin masih berusaha berpikiran positif. Ia mengira ibunya dan adiknya sedang keluar. Namun, ia tetap berusaha mencari keberadaan keduanya. Andin bahkan mengaku sudah berulang kali bolak-balik ke kontrakan itu, tetapi selalu mendapati pintu dalam keadaan terkunci dan tertutup.

Hingga pada Jumat (2 Mei 2025), perasaan tak tenang itu memuncak.

Halaman 3/4
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved