ViralLokal

Kronologi Heboh Aplikasi VIR di Bengkulu, Janji Cuan dari Foto Sampah hingga Peringatan Resmi OJK

Kronologi Heboh Aplikasi VIR di Bengkulu, Janji Cuan dari Foto Sampah hingga Peringatan Resmi OJK 

Penulis: M Rizki Wahyudi | Editor: Hendrik Budiman
Tangkapan Layar Media Sosial
APLIKASI VIR - Heboh tangkapan layar foto sosialisasi aplikasi VIR di salah satu hotel di Rejang Lebong untuk perekrutan anggota baru. Kronologi Aplikasi VIR sempat ramai dibicarakan masyarakat di sejumlah daerah di Provinsi Bengkulu, khususnya di Kabupaten Kepahiang dan Rejang Lebong. 

Selain melalui kegiatan tatap muka, promosi aplikasi VIR juga menyebar luas di media sosial seperti Facebook dan TikTok.

Para pemain yang sudah lebih dulu bergabung kerap memamerkan tangkapan layar (screenshot) keuntungan yang mereka peroleh, sehingga banyak warga lain yang ikut tergiur untuk mendaftar.

Salah satu warga berinisial A (35) mengaku baru saja bergabung sebelum aplikasi tersebut tiba-tiba tak bisa diakses.

Ia akhirnya tertarik setelah berulang kali menerima ajakan dari pemain lainnya.

Dengan iming-iming keuntungan tambahan, ia akhirnya tertarik mendaftar.

“Awalnya saya nggak yakin, tapi lama-lama kok banyak yang posting dapat uang. Akhirnya saya ikut juga. Baru sehari gabung, aplikasinya sudah tutup. Saya sempat bayar Rp980 ribu untuk ikut,” ungkap A kepada TribunBengkulu.com.

Sementara itu, pemain lain berinisial D (28) mengaku ditawari secara langsung oleh pemain lain yang datang ke rumahnya.

Sistem yang ditawarkan disebut mirip investasi, dengan berbagai level paket mulai dari Rp980 ribu hingga puluhan juta rupiah.

Dimana setiap harinya akan melaksanakan tugas dan mendapatkan uang.

Bahkan ada iming-iming, hanya perlu waktu 20 hari untuk mengembalikan modal awal.

“Saya ambil yang Rp980 ribu. Terakhir narik tanggal 7 kemarin, sempat balik modal,” kata D.

D menambahkan, berbagai acara seperti seminar dan pelatihan juga sering diadakan oleh pemain yang ingin mendapatkan jejaring untuk menaiki level akunnya.

Dalam kegiatan itu, peserta bahkan diberi souvenir setelah acara selesai.

“Dulu sering ada seminarnya, diajarin sampai bisa, pulangnya dikasih souvenir,” tambahnya.

Namun, tidak semua warga tergiur.

Halaman 2/4
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved